Minggu, 10 November 2019

Nobar Film Susi Susanti

Ditengah segala kesibukan yang ada di kantor  atau di tim, kita perlu menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan bersama. Kami mencoba agar tetap seimbang ya, salah satunya dengan menonton film bersama. Biasanya kami ambil off day atau pulang cepat dari kegiatan lembur/overtime yang tidak berbayar. Overtime tersebut diganti dengan kompensasi hari. 

Nah, pilihan film yang akan ditonton berdasarkan keputusan bersama. Kami pilih hari pulang cepat, yaitu Senin. Setujuuuuuu....πŸ˜€Dan, film pilihan jatuh ke film "Susi Susanti" dalam rangka mendukung karya bangsa...πŸ’ͺ. Film ini disutradarai oleh Sim F, mengangkat kisah perjalanan Susi Susanti, pemain bulu tangkis perempuan yang mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan prestasinya. Dikisahkan juga pertemuan Susi dengan Alan Budikusuma, sesama pemain bulu tangkis yang kemudian menjadi suami mbak Susi. 

Trailernya lihat di sini:
https://www.youtube.com/watch?v=XKPD8Obehq4




Dan, memang tim bisa mempunyai waktu untuk rileks. Biasanya juga syarat yang kami pakai untuk kegiatan bersama, yaitu: tidak membicarakan urusan kantor di sela-sela kegiatan refreshing atau entertaint tersebut. Tapi namanya manusia, bisa khilaf bro and sis. eh...pembicaraan bisa menyerempet urusan kantor dan pekerjaan. Dan, biasanya untuk itu perlu ada "juri" atau "wasit" yang mengingatkan. Siapa jurinya? Siapa aja sih. Yang penting, kita bisa refreshing dan selanjutnya kerja lemburrrr...hehhehe

Terima kasih buat mbak yang fotoin kita ☺



Selasa, 05 November 2019

Kunjungan Tim Film ke Panti Asuhan Anugrah Kasih Abadi

Pada tanggal 31 Oktober 2019 yang lalu, tim film dari Norwegia datang khusus ke Panti Asuhan Anugrah Kasih Abadi. Kunjungan tamu kali ini untuk membuat kisah anak-anak di Indonesia pada proyek pendampingan yang dilakukan oleh Tim Child Ministry YLKA.

Pada kesempatan itu, Eldin, salah seorang anak panti asuhan akan menjadi fokus. Eldin akan menceritakan tentang kisahnya selama tinggal di panti asuhan, sekolahnya, cita-cita dan keinginannya. Selain itu, kami juga mengadakan kegiatan dan games. Pada hari itu juga sekaligus apresiasi untuk anak-anak panti asuhan yang telah berani untuk menuliskan ide dan pikirannya. Tulisan mereka kini diterbitkan menjadi buku yang berjudul "Kisahku Anak Panti Asuhan yang Bermimpi. 

Saksikan kegiatan satu hari itu dalam video singkat ini. 





Senin, 04 November 2019

"Terima kasih Tim Panggung Boneka"

Hari Sabtu, 2 Nopember yang lalu, kami, tim panggung boneka melakukan tugas negara (berat kali bah!! πŸ˜…). Kami mendukung kegiatan edukasi kesehatan dalam rangka Hari Anak Sedunia yang diadakan di salah satu Sekolah Dasar di Bagan Serdang.  Edukasi kesehatannya bertema "Cuci Tangan Pakai Sabun".

Tugas kami adalah membawakan cerita melalui panggung boneka, dengan tujuan mengajak anak-anak agar mau mencuci tangan pakai sabun. Cerita panggung boneka menjadi ilustrasi dan pengantar sebelum penjelasan "Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS)", yang kemudian dilanjutkan dengan praktek mencuci tangan.


Anak-anak yang hadir saat itu sekitar 200-anak, dan tidak semua anak-anak bisa ikut praktek. Tetapi mereka senang juga dengan tarian CTPS yang diajarkan oleh teman-teman mereka. Pada saat itu, ada tim Linkus dari Norwegia yang juga membuat film tentang anak-anak di Indonesia. Acara semakin meriah dengan kehadiran si Linkus, boneka Dino. Sayang sekali, kami tidak sempat berfoto dengan anak-anak dan Linkus. Tetapi aku senang ada video  "Terima Kasih" yang dikirimkan oleh panitia.
Senangnya....πŸ˜€


Kami sempatnya hanya berfoto selfie/wefie ber5 aja, berhubung Bowo, anggota baru yang pertama kali tampil (dari balik layar) dan berperan sebagai Bapak Penjual Kue.  Saking semangatnya, berfoto aja pakai gerakan kalau lagi main boneka. Mantap Bowo. πŸ’ͺ

Jumat, 01 November 2019

Penulis Cilik dari Panti Asuhan

“Kami senang sekali ada nama kami di buku, Bunda”, kata anak-anak panti asuhan ini kepadaku. Wow...πŸ˜πŸ’ Ucapan sederhana yang sangat dalam. Mereka tidak mengira bahwa mereka  menghasilkan karya tulisan dan diterbitkan pula. Mereka adalah anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Anugrah Kasih Abadi, yang bertempat di Gang Tawon XVI, Deli Serdang (Sumatera Utara).

Buku yang mereka tulis ini adalah hasil pengamatan mereka dan yang mereka renungkan lalu tuliskan. Metode Amati-Renungkan-Tuliskan (ART) dikembangkan oleh Mas Arie Saptaji yang sengaja diundang dari Yogyakarta untuk memberikan pelatihan penulisan untuk anak-anak panti asuhan Anugrah Kasih Abadi. Ada 29 anak yang mengikuti pelatihan ini, tetapi hanya 19 anak yang tulisannya bisa lolos masuk seleksi tulisan yang dimuat. 

Semoga ada tulisan mereka lagi ya. Ayo kita dukung mereka untuk berkarya lebih baik lagi demi masa depan kita semua. πŸ™πŸ“šπŸ€πŸ’ͺ😘



Foto sebagian penulis cilik, sementara yang lain masih kerja menjaga kambing🐐
Sebagian penulis cilik

Minggu, 27 Oktober 2019

Sepatu Baru Aki dan Putra

“Bun, sepatuku rusak. Sabtu ini ada pertandingan di Langkat. Sepatu Aki juga”, kata Putra.

Sementara itu, Aki diam saja. Ia nggak banyak menuntut karena baru buat kasus baru.
Sementara itu kemarin di grup WA, coach dari Akademi Inspire, tempat mereka berlatih bola juga mengingatkan soal sepatu.

“Koq cepat sekali rusak? Kan belum setahun?” tanyaku kepada mereka.

“Gak tau, Bun”, kata Putra.

Serba salah juga jika sepatu bola tidak dibeli karena mereka sedang dipersiapkan untuk ikut turnamen olahraga  di Kuala Lumpur pada akhir Nopember yang akan datang. Ya, sudahlah aku buat jadwal dengan mereka untuk membeli sepatu.

“Sabtu ini kita pergi ya”. Bunda datang dari kantor langsung ke panti. Kalian bersiap ya”, kataku.

Jadilah hari Sabtu itu kegiatanku diisi dengan hari latihan panggung boneka (untuk persiapan tampil tanggal 2 Nopember), lalu berlanjut ke panti asuhan, trus ke toko sepatu. Sepertinya hari itu aku lebih lama di perjalanan...πŸ˜„πŸ˜„. Kami sampai ke toko setelah sempat berjalan kaki beberapa menit karena macet luar biasa di daerah itu.

Sesampainya di toko, sepatu pun dipilih oleh Aki dan Putra. Sebelumnya, aku udah kasih batasan harga maksimalnya. Ada batasan harga tersebut dan mereka pun maklum. Setelah beberapa sepatu dicoba, akhirnya sepatu yang cocok pun mereka dapat. Prosesnya nggak mudah. Ada yang sepatunya cocok, tetapi ukurannya tidak ada. Ada yang warnanya oke, ukurannya oke, harganya mahal sekali. Syukurlah, sepatu bisa mereka miliki. Aki memilih warna merah, dan Putra memilih warna hijau. Btw, sepatu dibeli bukan dengan biaya saya pemirsahhhh..... πŸ˜‰

Sesudah itu, kami pun pergi ke Es Krim Krim yang tak jauh dari toko olahraga. Lapar mendera, pemirsahhh. Es Krim Ria yang melegenda itu pun persinggahan terakhir kami sebelum pulang ke panti asuhan. Nah, kalau ajakan makan sate dan es krim itu bagian saya. Dan meteka sungguh menikmati sate dan es krim. Sudah dapat sepatu, bisa menikmati sate dan es krim. Sungguh nikmat πŸ˜„
Horeeee, sepatu baru ....

Sabtu, 12 Oktober 2019

Rumah Kreatif STT GKS

Sejak pertengahan tahun 2016, Sumba mulai kami jelajahi. Awalnya berniat membuat event “Seminar untuk Guru Sekolah Minggu”. Lalu, mulailah survey dan pendekatan yang berlangsung perlahan namun pasti. Ini tentu setelah kumelihat ada “sesuatu” yang perlu dikembangkan. Tindakan ini pun setelah melihat keseriusan tim kecil yang menindaklanjuti seminar ini. Tim Tujuh, demikian namanya, dibentuk untuk mempersiapkan acara seminar ini. Tim yang terdiri dari dosen, staff dan mahasiswa STT GKS benar-benar kerja keras menyiapkan semua (peralatan, fotocopy, bahan/alat), bahkan dana untuk komsumsi peserta. Salut buat mereka.

Setelah acara itu, mereka juga masih “ditagih” untuk menindaklanjuti seminar dengan pelayanan kepada anak-anak. Lalu, apa yang mereka lakukan? Mereka membuat pelayanan panggung boneka ke gereja-gereja sekitar. Respons gereja di Lewa cukup bagus.
Nah, mulai dari hal “kecil” ini, berkembanglah suatu proses kerjasama untuk meng”encourage” (istilah kerennya pemirsa πŸ˜„), untuk terus mengembangkan pelayanan anak di sana. Mulainya dari mendukung pelayanan mahasiswa STT GKS dengan membuat wadah semacam tempat mereka berkreasi untuk melayani Sekolah Minggu. Singkat cerita (meski prosesnya nggak singkat), hadirnya Rumah Kreatif STT GKS merupakan bagian pendampingan dari Tim Child Ministry YLKA.

Pesan WA dari Kak Pdt. Arni Dangga Mesa kuterima. Beliau mengirimkan foto-foto Rumah Kreatif PAK STT GKS yang semakin bagus ditata. Pada Oktober 2019, STT GKS program studi Pendidikan Kristiani mendapat kunjungan dari assesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Menurutku, kehadiran Rumah Kreatif STT GKS ini menjadi poin tambahan kualitas prodi ini (ingat dulu pengalaman bekerja di Bagian Akreditasi STT Jakarta). Dan, kalian tahu siapa yang menjadi assesornya? Tak lain dan tak bukan... Prof. Dr. Samuel Hakh, my former boss di STT Jakarta yang sangat kuhormati sebagai atasan dan pemimpin yang baik dari Tuhan. 

Prof. Dr. Samuel Hakh sudah kuanggap seperti Bapakku, karena beliau dan keluarganya sangat baik kepadaku. Jadi, aku merasa seperti seorang Bapak melihat kerja anaknya hehehe... (Bapak pernah mengirimkan pesan motivasi bahwa beliau senang melihatku dikelilingi anak-anak. Beliau ternyata melihat kerjaku.. padahal dulu berat banget waktu resign karena Bapak juga berat mengizinkan. Jadi curhat gaes...hiks). Tetapi, aku jadi berpikir, ini fate atau coincidence  ya? Koq “kebetulan” sekali akhirnya Bapak datang sebagai assesor ke sana?

Kembali ke topik Rumah Kreatif STT GKS ya. Aku senang dengan keberadaan Rumah Kreatif STT GKS SUmba yang terus berkembang. Semoga kehadirannya bisa menolong mahasiswa, dosen dan kalangan umum untuk berkarya dan berkreasi melayani anak-anak. Dan, semoga status akreditasi prodi PAK STT GKS bisa meningkat ya. πŸ™


Barang-barang alat peraga yang disimpan di kota
Foto-foto Kegiatan Rumah Kreatif STT GKS






Foto Kegiatan eh..ada fotoku 😁

Rabu, 09 Oktober 2019

Akhirnya terbit, buku Kisah Anak-anak Sumba Timur

Catatan bulan Oktober, 2019


Setelah mengadakan pelatihan penulisan untuk anak-anak Taman Baca (TB) Hambila 1, TB Hambila 2 dan TB Hambila 3 pada bulan Februari-Maret yang lalu, akhirnya buku Kisahku Dari Sumba Timur Kisah tentang Petualangan Anak-anak Sumba Timur. Saat itu ada 30 anak yang ikut dalam pelatihan. Dan, semua anak yang ikut menyumbangkan minimal satu tulisan. Luar biasa talenta dan bakat anak-anak ini.


 
Ada 40 cerita yang ditulis sendiri oleh anak-anak. Proses penyuntingan buku ini angat kunikmati sekali karena cerita-cerita anak Sumba Timur ini cukup beragam. Cara mereka menceritakan itu sangat khas anak-anak.  Buku ini pun menjadi segar dengan ilustrasi yang keren dari ilustrator muda, Lesra yang berusia 18 tahun. 

Terima kasih buat anak-anak Sumba Timur yang bersemangat, untuk kaka pengasuh Taman Baca Hambila 1, Hambila 2 dan Hambila 3 beserta kakak pendeta yang mendukung, juga terima kasih buat mas Arie Saptaji yang sabar melatih anak-anak, dan berbagai pihak seperti tim CM, penata letak buku, percetakan dan orang-orang  yang tentunya turut mendukung baik secara langsung dan melalui doa.

Setelah proses yang tidak mudah untuk menerbitkan buku anak-anak ini, aku bersyukur untuk semua proses itu.  

Akhirnya...


Buku diterbitkan oleh:
Yayasan Lentera Kasih Agape
Komp. Taman Setia Budi Indah Blok HH. No 68 
Medan Sunggal
T/WA: 0812.63303002