Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Juni 2020

(Review) HALO IBU, AKU KANGEN - Komik Kasih untuk Ibu



HALO IBU, AKU KANGEN - Komik Kasih untuk Ibu
Cerita dan Gambar:
Hari Prast
Ica Ramadhan,
Ika Burha
Sheila Rooswita,
Thomdean
Wawan Bastian.
Editor: Muhammad Mice Misrad
Penerbit: Octopus Garden (www.octopusgarden.id)
Isi/Ukuran: 122 halaman;  17 cm x  23,5 cm
ISBN: 978-602-14425-5-5
Cetakan: Desember 2015

Sampul belakang
Ibu, saat sedih pun dia tetap tersenyum.
Saat anaknya marah kepadanya pun
Dia tetap mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Saat ia sakit, ia tetap bilang.
”Ibu sehat-sehat saja”.
Sat dia pergi jauh selamanya
Dia tetap bilang, ”Ibu akan selalu ada di hatimu nak”.


**
Komik ini adalah garapan enam komikus yang mengisahkan kisah, pengalaman atau kenangan terhadap seorang ibu. Hari Parast membuat renungan yang diambil dari kisah dari Jepang. Tiap kisah membawa pembaca untuk merenungkan kasih dan pengorbanan seorang ibu. Kekuatan doa sang ibu pun tampak dalam pengorbanan yang ia berikan tanpa batas. 


Menarik membaca komik yang ditulis dan digambar masing-masing komikus yang sudah terkenal ini. Pengantar singkat yang dibuat Mice sungguh ”menampar” kita sebagai anak yang kerap lebih memilih membawa anak-anak ke mall daripada mengunjungi rumah orangtua. Komik menarik ini bisa menjadi renungan ringan sekaligus dalam buat pembaca.

Minggu, 14 Juni 2020

(Review) Kita Siap Hadapi Gempa dan Tsunami




Editor/Cerita: Joyce Manarisip
Ilustrasi/Colouring: Hanna Paat
Penerbit: Yayasan Tanggul Bencana Indonesia
Isi/Ukuran: 26 halaman;  15 cm x  21,5 cm
ISBN: 978-979-15784-8-6
Cetakan 2: September 2008

Sampul belakang
Sihaben dan Marista mendapat surat dari temannya Taben dari desa Suka siaga. Dalam surat itu Taben menceritakan bagaimana kejadian tsunami 2 tahun yang lalu. Banyak kerugian yang dialami penduduk, rumah-rumah tinggal dan sarana umum yang rusak ssampai beribu-ribu korban jiwa maupun luka. Menurut Taben, ini semua terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gempa dan tsunami. Dalam suratnya Taben menjelaskan apa yang harus dilakukan sebelum, saat dan setelah terjadi tsunami agar kita semua siap menghadapi gempa dan tsunami.

Komik ini dibuat YTBI bekerjasama dengan UN-OCHA dalam Program Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Sekolah. Di dalamnya dimuat pengetahuan seputar kesiapsiagaan menghadapi gempa dan tsunami untuk anak-anak sekolah sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah gempa dan tsunami.
**
Buku ini memberikan penjelasan yang cukup penting untuk menghadapi bencana gempa dan tsunami. Di dalamnya memuat informasi misalnya bantuan apa yang tepat diberikan. Ada 9 tahapan yang harus dilakukan sebagai upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Selain itu, pembaca dianjurkan untuk menyiapkan tas siap siaga yang berisi fotocopy tanda pengenal dan nomor penting,makanan roangan, satu sampai dua pasang pakaian lampu senter, sarung, kotak kecil obat-obatan, lilin dan korek api dan perlengkapan mandi. Dengan adanya tas siap siaga ini maka ketika tsunami datang, warga bisa langsung membawa tas ini ke tempat pengungsian.

Buku semacam ini hendaknya bisa diperbanyak untuk anak-anak dan masyarakat umum. Mengingat daerah kita cukup sering mengalami gempa dan tsunami. 

Minggu, 17 Mei 2020

(Review) Cinta untuk Ayah, Bapak, Papi, Papa


Cinta untuk Ayah, Bapak, Papi, Papa

Warisan kehidupan dari Ayah

Penulis: Martha Hutahaean
Ilustrasi: Martha Hutahaean
Penerbit: Penerbit Buku Kompas Gramedia
Isi/Ukuran:122 halaman; 19 cm x 19 cm
ISBN: 978-602-412-669-8
Cetakan: 2019



Kutipan dari sampul belakang
.....Buku ini adalah ‘’gambar hidup’’ tentang hubungan anak perempuan dengan ayah mereka sejak kecil hingga ayah berpulang. Torehan tinta di dalam buku ini mengguratkan memori bersama ayah, penuh makna, isnpiratif, dan membantu kita berefleksi tentang ayah kita masing-masing.

**
Buku ini termasuk buku yang menarik dan sangat khas dalam mengungkapkan cinta dan penghormatan. Buku yang bercerita tentang kenangan akan seorang ayah, papa, bapak, papi dari sembilan anak perempuan (Martha, Imelda, Nina, Erika, Tassia, Lisa, Ima, Christine dan Amelia) yang kini telah dewasa. 

Tambahan kata pengantar dari Ika Natasha yang turut membagikan kisah tentang Entu, panggilan untuk ayahnya menambahkan warna kenangan itu.
Kenangan itu ada yang berbentuk pengalaman lucu, menyenangkan, sedih, gembira sekaligus lucu dan tak terlupakan bagi anak perempuan meski sang ayah sudah berpulang... Menariknya kisah-kisah itu dituangkan tidak hanya dlam bentuk tulisan, tetapi dalam bentuk gambar-gambar yang lucu dan menarik.

Buku ini adalah sebentuk cinta yang dituangkan dalam tulisan oleh anak perempuannya untuk ayahnya. Kisah ini bisa menginspirasi setiap orang untuk bisa mengingat kembali hubungan anak-ayah, dan entah ayahnya sudah berpulang atau masih ada.

Ada kisah Martha dan papa yang nonton telenovela yang sama, melakukan hobby yang sama yaitu senang berenang. Bahkan ada tutorial membuat mie instan masah kuah buatan Papa.

Bapak yang selalu menomor satukan  kepentingan keluarga di atas semuanya, jujur dan berintegritas, punya sifat keras yang kemudian lama baru mengetahui tujuan sikap keras Bapak di mata Imelda. Yang masih mau memainkan piano dengan musik-musik klasik kesayanagan Bapak,  seperti Bach, Bethoven, Chopin meski bapak telah berpulang.

Nina mengenang Papa yang senang olahraga, termasuk tenis dan basket. Papa yang selalu memberikan oleh-oleh yang isinya banyak saat baru pulang dari tugas ke luar negeri. Papa senang membuatkan mama secangkir kopi, bahkan tahun-tahun terakhir Papa serig membuatkan jus murni buat mama.

Erika seorang anak perempuan yang kini mempunyai 8 cucu ikut berbagi cerita. Ia mengingat Bapak yang mempunyai tugas yang sama dengannya, yaitu mengisi minyak tanah di lampu petromak dan lampu templok untuk dipakai sebagai penerangan di malam hari.


Tassia seorang jurnalis yang sangat sering dimaklumi Papanya, misalnya saat foto keluarga, semua dengan sikap sempurna, eh, Tassia malah memasang posisi tangan metal, serta perbuatan-perbuatan aneh dan ajaib lainnya. Dan Papa hanya menggeleng dan menggeleng. Papa juga selalu membanggakan anak perempuannya yang sering mendapat tugas liputan kepresidenan kepada orang lain, yaitu teman, sanak keluarga.   

Ada Lisa dan Papa yang selalu belanja bulanan berdua dengan Papa. Ia mengenang Papa yang suka memuji masakan mama, sering memeluk dan mencium mama, yang menerapkan peraturan "boleh pacaran kalau sudah bisa mencari duit sendiri". Papa masih menyimpan selembar uang gaji pertama Lisa yang tersimpan di dompetnya dan ditulis ‘gaji Lisa’ di uang itu. Uang itu ditemukan di dompet saat Papa sudah berpulang.

Ima memiliki hobi yang sama dengan Papanya yaitu suka tanaman, suka membaca majalah Tempo dan Gatra, memilihkan dasi buat Papa, menemani Ima kecil belajar. Papa juga memberi pertaturan "nggak boleh pulang malam" Papa tak segan membantu mama mengerjakan pekerjaan rumah. Ima masih mengingat berbagai nasehat Papa.

Christine dan Papa yang perfeksionis. Ciri khas Papa dengan minyak wangi disemprot dari atas ke bawah, bahkan sapu tangannya tak ketinggalan disemprot minyak wangi. Papa sering mengajak keluarga untuk makan-makan di luar. Bahkan ada cerita saat itu Christine yang saat itu dijambret, tangan kanannya patah. Sebelum dibawa ke RS, papa memblur tangannya dengan minyak tawon) padahal statusnya saat itu sudah jadi ibu yang punya anak mahasiswa).

Amelia yang senang melihat papinya manortor/tortor. Papinya cepat terharu seperti Michael Landon, Papi yang ramah dan perhatian kepada saudara, tetangga, teman bahkan orang-orang di pasar, mau memberikan apapun dan itu semua diusahakan ada dalam segala keterbatasannya. Yang menyedihkan adalah Amelia tidak sempat melihat Papi saat terakhir kalinya karena susah mendapat tiket pulang dari Perancis. Ia berjanji kepada Papi untuk menjaga, merawat dan mendidik anak semata wayangnya.

Baik Papa atau Bapak mereka umumnya menunjukkan perhatian kepada mama. Suka memberikan pujian kepada mama, suka memluk dan mencium. Dan, mereka menceritakan bapak yang berpulang karena sakit.

Pada halaman 51, jadi ingat dulu masih kecil aku dan adikku dan sepupuku suka memanjat pohon jambu di depan rumah kalau Bapak‘’nggak dirumah. Dan kalau  suara Vespa Bapak mulai kedengaran, kami langsung meluncur turun pohon, bergerak cepat mengutip daun-daun yang rontok supaya tidak ketahuan kami baru memanjat pohon. Setelah itu langsung lari masuk ke kamar, pasang mode on pura-pura bobok siang....zzz...zzz😁


Dan membaca kisah-kisah ini membawaku pada kenangan akan Bapak yang setahun lalu pergi. Tentu nasihat dan pengajaran seorang ayah akan kita ingat dan kita bisa ketahui maksudnya setelah Bapak pergi.😢

Rabu, 13 Mei 2020

(Review) Memperkuat Jiwa Kepemimpinan Anda



Memperkuat Jiwa Kepemimpinan Anda
Mencari dan Menemukan Allah di Tengah Tantangan Kepemimpinan

Penulis:©2008 Ruth Haley Barton
Alih bahasa: Paksi Ekanto Putro
Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur
Isi/Ukuran: 278 halaman;  14 cm x 21 cm
ISBN: 978-602-1302-15-6
Cetakan Pertama: Juni 2015 

Buku ini menggali karakter kepemimpinan Musa dan hubungannya dengan Allah. Penulis sendiri menyatakan bawa pada saat-saat gelap, kisah Musa mengajarnya tentang berdoa, bagaimana tetap setia, bagaimana menunggu, bagaimana memimpin, dan bagaimana merelakan sesuatu ketika tiba waktunya. (Barton: 21).

Buku ini memuat praktik di setiap akhir bab pembahasan. Misalnya, luangkan waktu 10 menit untuk duduk diam di hadirat Allah. Beberapa kutipan doa dari Ted Loder, Guerillas of Grace dimasukkan dalam setiap praktik yang disarankan di setiap akhir bab pembahasan.

Pembahasan dalam tiap buku dari kesanku adalah:

1.          Bagaimana keadaan jiwa anda?
Solitude dan berdiam diri secara khusus memampukan kita mengalami otentitas di dalam serta mengundang Allah menjumpai kita di situ. Selama berdiam diri, kita menyerahkan kendali dan mengizinkan Alalh menjadi Allah yang hidup (Barton: 32).

2.          Solitude menenangkan diri
Musa duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Sumur menjadi metafora jiwa, kekayaan tersembunyi dan mendalam dari pribadi manusia. Menurut psikologi Jungian, air adalah gambaran bagi alam yang tersembunyi, simbol dari kehidupan bawah sadar yang tak terlihat, namun penuh dengan rongsokan maupun harta berharga yang siap untuk ditemukan. Dalam tulisan rohani Teresa dari Avila, air mempresentasikan bukan hanya kedalaman pribadi manusia, tetapi juga hadirat terdalam dari Allah. Yesus merujuk pada diri-Nya sendiri sebagai Air Hidup (Barton: 48-49). Musa duduk di tepi sebuah sumur. Ia mengalami solitude, menenangkan diri kita sendiri di hadapan hadirat Allah.

3.          Hasrat untuk menyerahkan diri pada Allah dan pada kehidupan yang Ia rancangkan bagi kita. Proses ini adalah proses melepaskan bukan tentang memperbaiki.

4.          Saatnya memberi perhatian. Kemampuan murid untuk mendengarkan saat sepanjang jalan ke Emaus membuat mereka kemudian menyadari sesuatu yang terjadi di dlaam batin mereka saat berinteraksi dengan orang asing di jalan. Mereka memberi perhatian. Memperhatikan sehingga menyadari bahwa Allah sedang bekerja.
Praktiknya: mengambil waktu untuk bernafas dalam-dalam dan perlahan.Terimalah setiap helaan nafas sebagai pemberian Allah bagi Anda, sebagai bukti bahwa Ia ingin Anda untuk hidup pada hari ini (Barton: 85).


5.          Panggilan. Ketika para pemimpin ditanya apa yang memotivasi mereka untuk memimpin, para pemimpin yang otentik berkata bahwa mereka menemukan motivasi lewat memahami kisah hidup mereka sendiri. Kisah mereka memberi mereka kemampuan untuk memahami diri mereka dan tetap berfokus pada kompas sejati mereka. Howard Schultz, pendiri Starbuck mengalami ketika ia berusia 7 tahun, ayahnya mengalami kecelakaan kerja. Akibatnya mereka mengalami kemerosotan ekonomi yang cukup cepat karena pengobatan dan kehilangan pekerjaan. Dengan kisah itu, Schultz menerapkan akses asuransi kesehatan bagi setiap pegawai yang memenuhi syarat dan bekerja sedikitnya dua puluh jam seminggu sebagai landasan nilai perusahaan. Starbuck dikenal sebagai salah satu tempat kerja terbaik untuk bekerja (Barton: 91).

Musa dipanggil Allah untuk menjadi seseorang yang belum sepenuhnya adalah dirinya, yaitu seorang pemimpin yang akan membawa umat Allah keluar dari perbudakan. Panggilan  langkah lebih jauh dalam perjalanan iman, yang melibatkan penyerahan diri penuh sukacita dan kegembiraan (Barton: 96).

Musa bersedia meninggalkan rasa aman, kekayaaan, kekuasaan, dan pengaruh demi perkara beresiko tinggi semacam itu (Barton:100).


6. Musa telah mengalami perjumpamaan dengan Allah, maka ia bisa membimbing orang lain dalam pengalaman rohani. Ada tahap prasadar, tahap kesadaran dan titik balik. Prasadar, ketika bangsa Israel tidak menyadari mereka dalam perbudakan atau tidak sadar bahwa memerlukan Allah untuk memimpin menuju sesuatu yang berbeda (Barton: 108). Kesadaran, ketika hati kita merindukan sesuatu yang lebih, menyadari tidak sepenuhnya merdeka. Ditengah kesadaran bangsa Israel, Musa dan Harun muncul dan meyakinkan mereka bahwa Allah melihat kesengsaraan mereka dan Allah menguatkan mereka untuk meninggalkan Mesir serta mengubah hidup mereka. Tahap jalan memutar, sebagai proses bagi bangsa Israel melalui pengalaman sehari-hari dan mengajar mereka bahwa Allah bersama mereka. Masa-masa ujian adalah masa berdiam diri, dan Allah yang bertindak.

7.          Musa memiliki keterbatasan dan beban kepemimpinan yang terlalu berat dipikulnya sendiri. Paulus menyadari batasan dan ruang lingkup dari panggilannya (2 Kor. 10:13-15). Pertanyaan: apakah ada seseorang yang memberikan nasihat mengenai jalan hidup Anda (sebagaimana Yitro kepada Musa) yang perlu Anda beri perhatian? Apakah anda terlalu banyak melakukan aktivitas pelayanan sendirian? Apakah ada cara tertentu di mana tubuh Anda sedang berbicara kepada Anda melalui pengalaman sakit, rasa nyeri, rasa sakit, dan kelelahan? (Barton: 138).


8.          Hari Sabat, beristirahat pada hari ke tujuh. Terbelenggu dengan terburu-buru. Beristirahat sehingga kita punya kepekaan untuk mendengar. Berdiam diri dan berdoa. Contoh kasus Gary yang mendirikan International Justice Mission (IJM), suatu organisasi yang mempromosikan keadilan dan pemulihan di area kejahatan yang merajalela, membentuk irama rohani dari sendiri dengan berdoa, lalu setiap jam 11 siang menjadi waktu doa bersama di IJM. Lalu berkembang menjadi pola Keheningan 8:30 (Barton: 160). Penulis (Barton) membuat irama rohani satu hari untuk solitude dalam sebulan dan satu retret panjang (dua hari atau lebih) setidaknya dalam setahun sebagai bagian untuk beristirahat dan mendengar.

9.     Kepemimpinan sebagai sebuah syafaat. Ketika anda siap, izinkan Allah untuk membawa orang lain ke dalam hati dan pikiran anda, seseorang yang meminta doa anda, seseorang atau sekelompok orang yang bersikap kasr atau kritis atau penuh keluhan, atau situasi apapun yang menekan anda maupun membbutuhkan hikmat. Bab ini mengutip doa dari Iona Abbey Workship Book.

10.     Kesepian dalam kepemimpinan. Orang lain tidak melihat sama jelas tentang suatu kesetiaan kepada Allah dan tugas serta keputusan yang konsisten dalam perjalanan ke mana allah memimpon kita. Mulai ada keraguan, merindukan rasa aman dan kemapanan hidup sebelunya. Ketika bangsa Israel mulai memberontak, Musa pergi ke Gunung Horeb, dan akhirnya ia turun. Musa membawa Sepuluh Perintah Allah yang diberikan Allah untuk bangsa Israel. Momen yang Musa alamai disebut juga Momen Keluaran 33. Situasi diluar menegangkan tapi Allah memberikan kita ketenangan di dalam batin untuk menghadapi badai kehidupan (Barton: 200). Praktik mengutip doa dari Leonard Cohen, Book of Mercy.

11.  Dari keterasingan menuju komunitas kepemimpinan. Terasing. Musa dalam Bilangan 11 kesepian yang diungkapkan oleh Musa. Ketika Musa mengalami krisis kepemimpinan, Allah bertindak. Allah memerintahkan Musa mengumpulkan para tua-tua yang paling dihormati di Israel, yaitu mereka yang dapat dipercaya untuk mendampingi Musa dalam kondisinya yang sedang rapuh. Dengan demikian, mereka dapat membicarakannya bersama-sama. Allah mengambil sebagian roh yang ada pada Musa dan menuangkan Roh itu ke atas para pemimpin yang dapat dipercaya, sehingga mereka bersama-sama dapat memikul tanggungjawab atas bangsa itu (Barton: 209). Yesus pun memilih sedkit saja "orang-orang yang dikehendaki-Nya" (Markus 3:13).


12.  Menemukan Kehendak Alalh bersama-sama.Jantung kepemimpinan rohani adalah kemampuan untuk bersikap "bijaksana" dan "berakal budi"  (Ul.1:13). Memasuki proses pencarian hikmat: Mencari hikmat dengan berdoa tanpa henti, berdoa meminta pengabaian (mengabaikan segala sesuatu keculai kehendak Allah), siap berdoa meminta hikmat allah, mendengarkan dalam beragam tingkat; Menyelesaikan proses pencarian hikmat mengambil pilihan yang konsisten dengan apa yang Allah kerjakan di tengah-tengah Anda, mencari konfirmasi batin. Menyepakati bersama-sama lalu mencari kehendak allah dan melakukannya bersama-sama.


13.  Retropeksi, waktu melepaskan saat Allah tidak memperbolehkan Musa melihat negeri atau Tanah Perjanjian padahal ia yang memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju Tanah Perjanjian.


Proses melepaskan. Intinya: pengalaman perjumpaan dengan Allah adaalh hal yang penting. Setia dalam hidupnya. Dan tiba pada saatnya ketika Allah mengatakan waktunya untuk melepaskan. Dan Musa tidak melihat Tanah Perjanjian itu. Ia berpulang kepada Allah.



Profil penulis pada sampul belakang
Ruth Haley Barton adalah presiden pendiri dari Transforming Center. Seorang pembimbing rohani terlatih (Shalem Institute for Spiritual Formation), staf pastoral di beberapa gereja termasuk Willow Creek Community Church, dan sekarang menjadi asisten professor untuk trasnformasi rohani di Northen Seminary. Dia juga adalah penulis dari Sacred Rhythms.

Alamat penerbit:
Literatur Perkantas Jatim
Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10
Surabaya 60292
www.perkantasjatim.org


Senin, 11 Mei 2020

(Lirik) Jesu, Joy of Man's Desiring



Jesu, Joy of Man's Desiring

Jesu, joy of man's desiring

Holy wisdom, love most bright
Drawn by Thee, our souls aspiring
Soar to uncreated light
Word of God, our flesh that fashioned
With the fire of life impassioned
Striving still to truth unknown
Soaring, dying round Thy throne


Source: LyricFind
Songwriters: Johann Sebastian Bach


Sabtu, 09 Mei 2020

Books for Jeremy


His name is Jeremy. He was my sunday school student. He was clever and diligent. Looks like he had attention in art, since every activities in my class was always fullfiled by him. Drawing, colouring, make craft, puzzle, etc always done by him. 

Long time not see, I asked his mother about the book. I would like to send him some books. 
“Kak doa kan jeremy ya. jeremy mau ujian UN biar dpt nilai bagus biar bisa masuk smp negeri.” 
(4 March 2020)
He said that he would like to register in SMP Negeri 11. Good luck Jeremy. God bless you.



Sabtu, 08 Februari 2020

Buku Karya Dua Dosenku


Jalan-jalan ke toko buku Gramedia. Biasanya masuk ke rak buku anak-anak, psikologi, pendidikan, motivasi, bahasa, dan sekitarnya. Trus, melangkah ke bagian belakang, rak buku-buku Kristen.

Tidak sengaja menemukan buku-buku yang dipajang. Dipajang bersebelahan dan ada dua buku karya dosenku, yaitu: Dr. David Baker dan Pdt. Dr. Samuel Hakh (beliau ini bukan hanya dosen, tetapi juga atasan/Puket 1). Keduanya ahli Biblika. Pak Baker itu dosen Perjanjian Lama, sementara Pak Samuel Hakh dosen Perjanjian Baru.  Buku ini diterbitkan oleh Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia atau biasa disebut BPK GM.

David L. Baker menulis buku yang berjudul "Kekayaan dan Kemiskinan" Senangnya lihat buku karya mereka. Sementara, Pdt. Dr. Samuel Hakh menulis buku berjudul "Perjanjian Baru, Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya"

Nah, karena buku ini terbitan BPK Gunung Mulia, maka mungkin aku belinya di toko buku BPK Gunung Mulia aja. Kan lumayan dapat diskon keanggotaan.
Dasar modis... modal diskon 🤣

Sabtu, 04 Januari 2020

Kiriman buku dari Tulang Eliakim

Awal Desember yang lalu, aku mendapat kiriman buku-buku dari Tulang Eliakim Sitorus.  Aku memanggil "Tulang" karena marganya sama dengan nama mama. Tulang Eliakim, biasa kupanggil begitu meski sebenarnya menurut orang Batak tidak sopan menyebut nama. Beliau bekerja di PGI saat ini. Dan, semenjak hadir dalam parhelatan Persidangan  Raya XVII PGI, di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur yang berlangsung pada 8-13 November 2019, beliau semakin perhatian dengan Sumba. Beliau berinisiatif untuk mengumpuokan buku-buku bacaan untuk Rumah Baca di Sumba. Termasuk menghubungiku. Aku mengirim beberapa buku-buku untuk dikirim ke Sumba.

Mengetahui kalau aku juga fokus gerakan literasi daerah Sumba, beliau mengirimkan buku-buku tentang Sumba. Ada 3 buku yang dikirimnya, yaitu Tujuh Langkah besama Pemuda/i dalam pengalaman akan Firman Tuhan, Gereja Kristen Sumba Hadir &Melayani, dan Sejarah zending di Sumba.

Wah, ini seperti mendapat paket Natal di awal Desember. Bacaan bermutu yang menginspirasi. 

Terima kasih Tulang Eliakim. Teruslah berkarya...

Selasa, 01 September 2015

Serenity Prayer (Doa Kedamaian)

God grant me the serenity to accept the things I cannot change; courage to change the things I can; and wisdom to know the difference. (Reinhold Niebuhr)

Ya Tuhan, anugerahkanlah kepadaku kedamaian
untuk menerima hal-hal yang tidak dapat aku ubah;
keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah;
dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.

Renungan sampai saat ini:

Ada hal-hal yang bisa kuubah. Tetapi aku juga belajar untuk menerima ada hal-hal yang tidak bisa aku ubah (ternyata sulit). Harapku, kebikasanaan semakin bertambah 'tuk mengetahui kemampuan dan dayaku. Percaya Ia tahu segalanya dan yang terbaik bagiku. 

Only hope


 

 

Rabu, 23 Oktober 2013

Nick Vujicic: If You Don’t Get A Miracle... Become One

Suatu sore, aku dan mama menonton tayangan di televisi berlangganan. Ada video musik Nick Vujicic. Mungkin kalian sering mendengar nama Nick Vujicic, si pria tanpa lengan dan kaki. Sudah banyak tulisan, buku dan berita yang memuat kehidupannya. Aku pun demikian, sering mendengarnya. Malah aku masuk dalam fan page-nya di facebook. Jadi, berbagai informasi tentangnya dapat ku ketahui lumayan sering.
Videonya ini baru pertama kali kutonton secara lengkap, dari awal sampai akhir. Terpana. Aku dan mama menikmati tayangan itu dalam keheningan. Dan, mama mengatakan betapa Nick terlihat begitu sedih, sangat-sangat sedih dan akhirnya menularkan kebahagiaan. Satu hal yang dimuat dalam videonya, yaitu kalimat:

If You Don’t Get A Miracle... Become One
Ya, aku (tepatnya keluargaku) memerlukan mukjizat saat ini. My family need more. Ayahku sakit. Ya, ayah pernah mengalami mukjizat saat dia dalam keadaan kritis pasca operasi ke 2. Beberapa hari di ICU sempat membuat keluarga kami terpukul, dan hampir kehilangan harapan. Syukurnya, ayah bisa pulih meski harus rawat jalan dan masuk rumah sakit beberapa kali. 

Namun, sebelumnya aku pun pernah mengalami mukjizat yang kualami di masa yang lalu (mengenai ini, mungkin akan kuceritakan suatu saat nanti). Sekali lagi ini mengingatkanku untuk terus berjuang. Pasti ada sesuatu yang TUHAN rencanakan dalam hidup kita. Ok, setelah kulihat berkali-kali lagu "Something More" ini, aku memahami pesan lagu tersebut begini. Jika kita ingin mendapat mukjizat dan kita belum mengalaminya, kita bisa menjadi mukjiza titu sendiri. Bisa bagi orang lain di sekitar kita, yang jauh dari kita ataupun siapa saja. I hope so...
PS: Thank you Nick. Once again, you gave me an inspiration. God bless you, brother Nick