Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Mei 2020

(Review) Cinta untuk Ayah, Bapak, Papi, Papa


Cinta untuk Ayah, Bapak, Papi, Papa

Warisan kehidupan dari Ayah

Penulis: Martha Hutahaean
Ilustrasi: Martha Hutahaean
Penerbit: Penerbit Buku Kompas Gramedia
Isi/Ukuran:122 halaman; 19 cm x 19 cm
ISBN: 978-602-412-669-8
Cetakan: 2019



Kutipan dari sampul belakang
.....Buku ini adalah ‘’gambar hidup’’ tentang hubungan anak perempuan dengan ayah mereka sejak kecil hingga ayah berpulang. Torehan tinta di dalam buku ini mengguratkan memori bersama ayah, penuh makna, isnpiratif, dan membantu kita berefleksi tentang ayah kita masing-masing.

**
Buku ini termasuk buku yang menarik dan sangat khas dalam mengungkapkan cinta dan penghormatan. Buku yang bercerita tentang kenangan akan seorang ayah, papa, bapak, papi dari sembilan anak perempuan (Martha, Imelda, Nina, Erika, Tassia, Lisa, Ima, Christine dan Amelia) yang kini telah dewasa. 

Tambahan kata pengantar dari Ika Natasha yang turut membagikan kisah tentang Entu, panggilan untuk ayahnya menambahkan warna kenangan itu.
Kenangan itu ada yang berbentuk pengalaman lucu, menyenangkan, sedih, gembira sekaligus lucu dan tak terlupakan bagi anak perempuan meski sang ayah sudah berpulang... Menariknya kisah-kisah itu dituangkan tidak hanya dlam bentuk tulisan, tetapi dalam bentuk gambar-gambar yang lucu dan menarik.

Buku ini adalah sebentuk cinta yang dituangkan dalam tulisan oleh anak perempuannya untuk ayahnya. Kisah ini bisa menginspirasi setiap orang untuk bisa mengingat kembali hubungan anak-ayah, dan entah ayahnya sudah berpulang atau masih ada.

Ada kisah Martha dan papa yang nonton telenovela yang sama, melakukan hobby yang sama yaitu senang berenang. Bahkan ada tutorial membuat mie instan masah kuah buatan Papa.

Bapak yang selalu menomor satukan  kepentingan keluarga di atas semuanya, jujur dan berintegritas, punya sifat keras yang kemudian lama baru mengetahui tujuan sikap keras Bapak di mata Imelda. Yang masih mau memainkan piano dengan musik-musik klasik kesayanagan Bapak,  seperti Bach, Bethoven, Chopin meski bapak telah berpulang.

Nina mengenang Papa yang senang olahraga, termasuk tenis dan basket. Papa yang selalu memberikan oleh-oleh yang isinya banyak saat baru pulang dari tugas ke luar negeri. Papa senang membuatkan mama secangkir kopi, bahkan tahun-tahun terakhir Papa serig membuatkan jus murni buat mama.

Erika seorang anak perempuan yang kini mempunyai 8 cucu ikut berbagi cerita. Ia mengingat Bapak yang mempunyai tugas yang sama dengannya, yaitu mengisi minyak tanah di lampu petromak dan lampu templok untuk dipakai sebagai penerangan di malam hari.


Tassia seorang jurnalis yang sangat sering dimaklumi Papanya, misalnya saat foto keluarga, semua dengan sikap sempurna, eh, Tassia malah memasang posisi tangan metal, serta perbuatan-perbuatan aneh dan ajaib lainnya. Dan Papa hanya menggeleng dan menggeleng. Papa juga selalu membanggakan anak perempuannya yang sering mendapat tugas liputan kepresidenan kepada orang lain, yaitu teman, sanak keluarga.   

Ada Lisa dan Papa yang selalu belanja bulanan berdua dengan Papa. Ia mengenang Papa yang suka memuji masakan mama, sering memeluk dan mencium mama, yang menerapkan peraturan "boleh pacaran kalau sudah bisa mencari duit sendiri". Papa masih menyimpan selembar uang gaji pertama Lisa yang tersimpan di dompetnya dan ditulis ‘gaji Lisa’ di uang itu. Uang itu ditemukan di dompet saat Papa sudah berpulang.

Ima memiliki hobi yang sama dengan Papanya yaitu suka tanaman, suka membaca majalah Tempo dan Gatra, memilihkan dasi buat Papa, menemani Ima kecil belajar. Papa juga memberi pertaturan "nggak boleh pulang malam" Papa tak segan membantu mama mengerjakan pekerjaan rumah. Ima masih mengingat berbagai nasehat Papa.

Christine dan Papa yang perfeksionis. Ciri khas Papa dengan minyak wangi disemprot dari atas ke bawah, bahkan sapu tangannya tak ketinggalan disemprot minyak wangi. Papa sering mengajak keluarga untuk makan-makan di luar. Bahkan ada cerita saat itu Christine yang saat itu dijambret, tangan kanannya patah. Sebelum dibawa ke RS, papa memblur tangannya dengan minyak tawon) padahal statusnya saat itu sudah jadi ibu yang punya anak mahasiswa).

Amelia yang senang melihat papinya manortor/tortor. Papinya cepat terharu seperti Michael Landon, Papi yang ramah dan perhatian kepada saudara, tetangga, teman bahkan orang-orang di pasar, mau memberikan apapun dan itu semua diusahakan ada dalam segala keterbatasannya. Yang menyedihkan adalah Amelia tidak sempat melihat Papi saat terakhir kalinya karena susah mendapat tiket pulang dari Perancis. Ia berjanji kepada Papi untuk menjaga, merawat dan mendidik anak semata wayangnya.

Baik Papa atau Bapak mereka umumnya menunjukkan perhatian kepada mama. Suka memberikan pujian kepada mama, suka memluk dan mencium. Dan, mereka menceritakan bapak yang berpulang karena sakit.

Pada halaman 51, jadi ingat dulu masih kecil aku dan adikku dan sepupuku suka memanjat pohon jambu di depan rumah kalau Bapak‘’nggak dirumah. Dan kalau  suara Vespa Bapak mulai kedengaran, kami langsung meluncur turun pohon, bergerak cepat mengutip daun-daun yang rontok supaya tidak ketahuan kami baru memanjat pohon. Setelah itu langsung lari masuk ke kamar, pasang mode on pura-pura bobok siang....zzz...zzz😁


Dan membaca kisah-kisah ini membawaku pada kenangan akan Bapak yang setahun lalu pergi. Tentu nasihat dan pengajaran seorang ayah akan kita ingat dan kita bisa ketahui maksudnya setelah Bapak pergi.😢

Senin, 25 November 2019

Pentingnya Mendongeng untuk Anak

Foto dari Taman Baca Hambila Humba 3-GKS Bidipraing
Tulisan diambil dari penulis (A.S. Laksana). Semoga bermanfast . 📚
Bapak dan Ibu Guru, Mendongenglah untuk Mereka

A.S. Laksana

Apa yang akan membuat anak-anak menikmati sekolah? Pembacaan cerita, katanya.

Ia kepala sekolah di SD pertama yang saya datangi, di daerah pelosok Finlandia yang orang-orangnya berbahasa Swedia. Saya minta izin memotret jadwal pelajaran di sekolahnya, untuk melihat apa saja yang mereka ajarkan kepada anak-anak.

“Modersmål ini apa?” tanya saya.

“Bahasa Ibu,” kata Bu Kepala Sekolah.

Anak-anak Finlandia belajar di sekolah 5 hari seminggu, dan pelajaran terpenting bagi anak-anak sekolah dasar adalah Bahasa Ibu. Anak-anak tahun pertama dan kedua akan belajar bahasa ibu 7 jam dalam seminggu. Anak-anak tahun ketiga dan keempat 6 jam. Anak-anak tahun kelima dan keenam 5 jam.

Siswa tahun pertama dan kedua hampir tiap hari mengawali sekolah dengan pelajaran Bahasa Ibu, yaitu bahasa Finlandia atau bahasa Swedia bagi kelompok minoritas di sana yang berbahasa Swedia. Anak-anak menyukainya karena guru mereka selalu membacakan cerita dalam pelajaran bahasa.

Hanya satu hari kelas akan dimulai dengan pelajaran musik atau olahraga. Itu dua mata pelajaran yang juga disukai oleh anak-anak. Dalam dua pelajaran ini, mereka seperti diajak bermain-main saja.

Untuk anak-anak tahun ketiga sampai keenam, pelajaran Bahasa Ibu selalu akan ditempatkan pada tiap Senin jam pertama. Jadi, setelah menikmati hari libur akhir pekan, mereka akan mengawali pelajaran dengan Bahasa Ibu, dengan pembacaan cerita. Sekolah-sekolah kita mengawalinya dengan upacara bendera. Saya ingat, selama belajar di SD sampai SMA, tiap Senin pasti ada teman-teman yang pingsan di tengah berlangsungnya upacara.

Di Finlandia, anak-anak sekolah tidak memulai pelajaran mereka dengan pingsan. Mereka mengawali dengan kegembiraan. Sering setelah pembacaan cerita, guru meminta mereka menggambar ilustrasi untuk cerita tersebut. Kepada murid-murid tahun kelima dan keenam, guru juga meminta mereka membuat musik berdasarkan cerita yang baru saja dibacakan.

Maka, jika pendidikan mereka baik, itu sungguh bukan hal yang mengejutkan. Mereka tahu cara mendidik anak-anak mereka. Mereka tahu bagaimana menyelenggarakan sekolah yang menyenangkan dan apa yang perlu dipelajari oleh anak-anak di sekolah.

Bahasa sangat penting bagi mereka, sebab jika anak-anak cakap berbahasa, mereka akan mampu berkomunikasi, menerima pelajaran, menata pikiran, dan menyampaikan gagasan. Kecakapan berbahasa akan menjamin bahwa transfer pengetahuan akan berjalan mulus.

Oya, saya pernah mendengar bahwa di sana tidak ada pelajaran agama, itu tidak benar. Pelajaran agama tetap ada, untuk menghormati perasaan orang-orang sangat tua yang sebagian masih taat ke gereja, tetapi hanya menjadi mata pelajaran pilihan. Tidak diikuti tidak apa-apa. ***