Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Mei 2020

(Review) Perihal Gendis - Sapardi Djoko Damono




Kitab Puisi Perihal Gendis - Kitab Puisi

Penulis: Sapardi Djoko Damono
Ilustrasi: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Isi/Ukuran: 58 halaman;  13,5 cm x 20 cm
ISBN: 978-602-03-9841-9
Cetakan 1: Oktober 2018

We wait, and the time is short
but waiting is long (T.S. Eliot)

kitab puisi
perihal gendis
di rumah sendirian
.
.
ayahnya pamit pergi ke selatan
ibunya bilang menyusul ke utara

Nama Sapardi Djoko Damono tentu tidak diragukan lagi dalam dunia puisi. Kali ini dalam bukunya, ada 15 puisi yang bertajuk Perihal Gendis. Kali pertama melihat buku puisi ini di rak pajangan di toko buku, saya bertanya-tanya "Siapa sebenarnya Gendis itu?"

Gendis, gadis lugu yang berusia 12 tahun. Ia tinggal sendiri di rumah. Tampak disebutkan pada bagian sampul belakang ayahnya pamit pergi ke selatan dan ibunya bilang menyusul ke utara.

Dalam antologi puisi Sapardi ini, ada 15 puisi panjang yang sebagian isinya mengisahkan Gendis. Beberapa puisi  dibuat seperti percakapan atau berbalasan. Sapardi menggambarkan kesedihan Gendis yang ditinggal ayah dan ibunya dengan sederhana sekaligus mengiris hati. Sedih dan pedih.

Membaca kitab puisi ini menjadi semacam renungan untuk diri sendiri. Ada tema kehilangan, keraguan bahkan perpisahan. Buku ini bukan kumpulan puisi tetapi disebut kitab puisi karena tema yang diangkat tentang satu tokoh gadis kecil yang kesepian. Nama gadis kecil itu Gendis.



Penggambaran dalam puisi ini cukup sederhana. Sapardi menambahkan gambar/ ilustrasi karya tangannya dalam kitab puisi ini. Untuk menggali lebih luas lagi mengenai kitab puisi ini, bisa mengklik:




Senin, 11 Mei 2020

(Review) A Poem I Wrote for You



A Poem I Wrote for You

Penulis: Adi K
Ilustrasi: Adi K
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Isi/Ukuran:192 halaman;  16 cm x 10,5 cm
ISBN: 978-602-04-9542-2
Cetakan: 2019

Buku puisi ini buat dalam bahasa Inggris disertai ilustrasi yang digores sendiri oleh penulisnya. Kata-kata per puisi tidak banyak. Ada 90 puisi yang tampil dalam bentuk buku saku. Makna kata-kata yang disampaikan cukup dalam meski sederhana dan singkat (tidak panjang).


Beberapa puisi ini membuat pembaca melayang dan ingat akan sesorang. Tepatlah jika judul buku puisi ini memang ditujukan untuk seseorang. Melantunkan puisi ini membuatku kita ingat seseorang dan menajak kita seolah-olah ingin mempersembahkan puisi ini untuknya. Entah seseorang dari masa lalu, masa kini atau masa depan. Hanya kita yang tahu...

Kutipan-kutipan puisinya yang menarik bagiku...

     I am lucky

     to be
     your reason
     to smile
     to jump
     to fly

     I am lucky
     to be
     your reason

                                                                                                                      --Your Reason






Senin, 27 April 2020

Puisi untuk Raden

17 tahun kini usiamu
tak terasa waktu berlalu 
teringat pada masa permulaan 
ketika kau memasuki kelas

Ada sesuatu yang berbeda.
raut wajah dan tatap mata yang berbeda
lalu seakan ada penolakan halus 
dari mereka yang tak ingin terganggu

Jika ingat masa itu...
betapa membingungkan menghadapimu
sebulan pertama rasa kuatir selalu hinggap
apakah aku bisa mengajarnya?

Ternyata, 
tiga bulan berlalu 
dan kamu banyak perubahan
bukan usaha sendiri 
tetapi usaha banyak orang
dengan komitmen dan konsistensi
dari orang-orang yang menyayangimu

Kusyukuri masa itu
bukan aku yang mengajarmu
Tetapi kau yang mengarahkanku 
akan suatu proses rumit dan indah

bukan kau yang menjadi murid
tetapi kamu yang menjadi guru
itulah mengapa kamu (masih) istimewa di hatiku

dalam kerinduanku kini
sekian lama tak berjumpa
pun aku masih melawatmu dalam doa
pintaku kelak kau menjadi anak 
yang tetap rendah hati dan bangga

Selamat ulang tahun, Raden

(Ulangtahun ke-17 Rakhmat Komala/Raden, 23.04.2020)


Bertemu di Padang, Oktober 2018
Baru menyadari, setiap kali foto bersama anak-anak, Raden selalu ada di belakangku dengan gaya minta gendong. Saat itu jika ada anak-anak yang dekat padaku, dia ambil jalan pintas "gaya gendong" gitu...hehehe. Untuk Anggi, Alvin, Rio, Diviya, Putri, Raden (dan Reza dan Rahel yang sempat bersama kami), Miss kangen kalian semua. 

Ah, mungkin suatu saat nanti kisahku dengan enam anak manis, cantik dan pintar itu perlu kutuangkan dalam tulisan. Semoga...



Selasa, 26 September 2017

Amazing Sumba (1)


Pulau Sumba, masih merupakan bagian dari Nusa Tenggara Timur.
Pertama kali ke Sumba dan menjadi pengalaman berkesan. Sumba menyimpan misteri
Taufik Ismail menuliskan tentang Sumba dalam puisi:

Perjalanan


BERI DAKU SUMBA
Oleh Taufik Ismail


Dalam perjalanan ke pelabuhan Waikelo


Di Uzbekistan, ada padang terbuka dan berdebu
Aneh, aku jadi ingat pada Umbu

Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari membusur api di atas sana
Rinduku pada Sumba adalah rindu peternak perjaka
Bilamana peluh dan tenaga tanpa dihitung harga

Tanah rumput, topi rumput dan jerami bekas rumput
Kleneng genta, ringkik kuda dan teriakan gembala
Berdirilah di pesisir, matahari ‘kan terbit dari laut
Dan angin zat asam panas dikipas dari sana

Beri daku sepotong daging bakar, lenguh kerbau dan sapi malam hari
Beri daku sepucuk gitar, bossa nova dan tiga ekor kuda
Beri daku cuaca tropika, kering tanpa hujan ratusan hari
Beri daku ranah tanpa pagar, luas tak terkata, namanya Sumba

Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Sementara langit bagai kain tenunan tangan, gelap coklat tua
Dan bola api, merah padam, membenam di ufuk teduh

Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari bagai bola api, cuaca kering dan ternak melenguh
Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh.
Perjalanan ke Weekuri Laguna

Pantai Mandorak (Sumba Barat)


Pantai Mandorak (Sumba Barat)

Pantai Mandorak (Sumba Barat)

Pantai Mandorak (Sumba Barat)

Danau Weekuri

Danau Weekuri

Selasa, 13 Juni 2017

Puisi..hanya sekilas

Aku suka puisi. Kadang masih kusempatkan menulis beberapa puisi juga. Tapi akhirnya malu sendiri karena karyaku tidak bagus...hehehee.

Beberapa puisi yang kusuka dan disimpan aja dulu.



Senin, 24 Juni 2013

One day...

One day
we will meet again
maybe in that place
or 
maybe in somewhere
don't you know 
that i'm trying to 
reach you in my pray
 and
my prayer for you
the inspirations will always come to you
to guide them to God
and they will confess that
God is still here
one day




Kamis, 11 Agustus 2011

Terucap.Terjadi (kisah dari seorang teman, Olin).


von Trifena Caroline Manurung, Mittwoch, 3. August 2011 um 21:33

"Adik-adik, siapa yang bisa ingat cerita minggu lalu yang dibawain kak Vina?"
Semua berebut mengacungkan telunjuk. Tapi begitu ditanya eh .... diam!!!
Duh, terus terang aku maluuuuu banget sama kak Vina.
"Itu loh adik-adik yang ada hari pertama, kedua,sampai keenam."
Anak-anak mulai menjawab. Lambat-lambat.
"Oh, yang ada matahari yah Te (cat: anak-anak memanggil tante untuk guru sekolah minggu mereka)? Ada bulan, bintang, gitu?"
Harapanku mulai bertumbuh. "Iya adik-adik. Nah, siapa yang berani ke depan menceritakannya kembali yok??"

Tidak ada yang berani. Tapi di antara semua telunjuk yang teracung, Putra masih memasang muka serius. Dia adalah anak yang paliiiiing buandel sekali di Starban. Paling sering maen tangan, maen kaki, menggara-garain teman, suka cabut semaunya, iiiih ngejengkelin benar kadang-kadang. Tapi dia cakep loh hihihihi jadi kalo marahin Putra kita suka senyum sendiri.

"Ayo, dek, maju yok." Putra pun maju. Nah, kalau di kesempatan seperti ini nih dia baru tenang. Biasanya yang paling ribut sekarang cuma bisa menunduk.
Dan diam. Satu, dua, tiga...bah aku mulai tak sabar. Di luar langit sudah gelap. Ini harus dipercepat.
"Putra bisa ceritain apa yang jadi firman minggu lalu?"

"Ada ikan, ada burung,ada cakrawala (hebat dia bisa ingat kata itu), ada manusia"

"Trus?"

Diam. Diam. Diam...Beghhhh...Aku berpandangan dengan kak Vina. Aduh kak Vina...harap maklumin yah anak-anak Starban ini ...

Saatnya menyerah. Aku berdiri, bersiap menyelesaikan pertanyaan ini untuk Putra dengan memberi kilas balik cerita minggu lalu. Mana peraga sudah susah payah dikerjakan, naskah dicari ke mana-mana tapi yah....apa memang cerita itu tidak ada melekatkah sama mereka? Sediiih.

Ketika hendak angkat bicara, ucapan itu meluncur dari mulut Putra.
Diucapkan jelas, jernih.

Putra : "  Cerita minggu lalu adalah...SEMUA YANG DIUCAPKAN ALLAH JADI"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Habis kata.
Pernyataan iman seorang Putra yang pasti menyukakan hati-Nya. Aku bahkan tertegur sendiri. Semua buku panduan kreatif sekolah minggu, cara menyampaikan cerita dengan baik, semua lewaaaat ketika seorang anak kecil membuka hatinya. Meski ia bandal sekalipun tidak boleha da kata menyerah dalam kamus seorang guru sekolah minggu. Sebab Dia yang turut mengerjakannya.
Aku merasa, sore semalam, aku yang jadi anak sekolah minggu, dan Putra yang menjadi gurunya..
Terima kasih Putra.
Terima kasih Bapa. Terucap JanjiMu. Terjadi KehendakMu.
Amin.
 ...................................

Gereja-nya Caroline memiliki pelayanan anak sekolah minggu di Starban yang diadakan setiap hari Selasa, pukul 06.00 sore.  Wilayah Starban sendiri adalah pemukiman masyarakat kelas bawah dan umumnya didominasi kelompok keluarga ekonomi kecil, misalnya: penarik becak, pemulung dsb. Pada tanggal 26 Juli 2011, aku membantu Caroline dalam bercerita untuk anak-anak di sana. Tema yang kuambil adalah tentang "Allah Mencipta" dengan menggunakan metode bercerita Membaca Alkitab dengan Mata Anak. 
Saat bercerita "Allah Mencipta"
Pada minggu berikutnya, Caroline bertanya kepada anak-anak kilas balik cerita tersebut. Kisah di atas adalah tulisan Caroline tentang perasaannya pada saat anak-anak merespons cerita minggu lalu.Putra, salah satu anak yang termasuk suka ribut malah memberi jawaban yang mengagungkan. Ternyata, ia malah mengingat tema penting dari cerita tersebut. Seorang anak mampu mengingat hal mendalam dengan cara yang tak terduga. Mengangumkan

Sabtu, 09 Juli 2011

Puisi untuk Mama

Mamaku
seorang pejuang keras
banyak pengorbanan
hinaan tidak dibalas
melahirkan
menyusui
memandikan
membesarkan
mengasuh
mendidik
 mengajar
teguh berjalan
walau kadang terseok
demi anak-anak 
terima kasih, Mama 
love you, Ma