Selasa, 13 Maret 2012

Makna Bekerja - Renungan Harian


diambil dari e-Renungan Harian
Tanggal: Kamis, 7 April 2011
Bacaan : 1 Tesalonika 4:7-12

Nats: Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan ... (Pengkhotbah 2:11)

Judul:                            MAKNA BEKERJA

      Pak Lim, di usianya yang sudah 60-an, bekerja di sebuah hotel bintang lima di Singapura. Tugasnya memastikan puluhan engsel pintu di setiap kamar hotel itu berfungsi baik. Itu harus ia lakukan setiap hari. Padahal ada 600 kamar di situ! Dan, ketika engsel-engsel pintu di kamar ke-600 selesai dicek, ia harus kembali ke kamar pertama! Begitu terus-menerus. 
     Ketika ditanya, apa yang membuatnya tetap teliti dan tak bosan   bekerja, ia mengaku telah menemukan makna di balik pekerjaannya yang tampak menjemukan. Bahwa setiap tamu hotel bintang lima itu pasti seorang kepala keluarga atau pimpinan perusahaan yang memiliki banyak staf. Andai terjadi kebakaran, dan salah satu engsel pintu tak berfungsi hingga tamu terkunci dan tewas di situ, maka kerugiannya sangat besar. Tak hanya bagi hotel, tetapi juga bagi keluarga, perusahaan, dan banyak karyawan yang hidupnya dipengaruhi oleh peran sang tamu. Jadi, Pak Lim tak sekadar bekerja memeriksa engsel, tapi menyelamatkan nyawa para kepala keluarga dan pemimpin perusahaan!
      Mari cermati pekerjaan kita. Tak hanya apa yang tampak dari luar, melainkan makna yang mendasarinya hingga pekerjaan itu penting untuk dikerjakan. Orang yang tak mengerti makna pekerjaannya bisa merasa  jemu dan sia-sia bekerja (Pengkhotbah 2:11). Akan tetapi, anak-anak Tuhan perlu memahami makna  pekerjaannya. Pertama, Tuhan sendiri memanggil kita untuk bekerja-bekerja yang halal, bukan yang cemar (1
  Tesalonika 4:7). Kedua, Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama saudara, melalui pekerjaan kita (ayat 9). Ketiga, Tuhan rindu kita bersaksi bahwa Tuhan memelihara, karena dengan bekerja kita tak
  bergantung kepada orang lain (ayat 12) --AW

TEMUKAN NILAI KEKAL DALAM PEKERJAAN KITA
AGAR SETIAP PEKERJAAN MENJADI BERMAKNA, TAK PERNAH SIA-SIA

Ditulis oleh Agustina Wijayani, seorang penulis yang banyak membentuk Renungan Harian. Tulisan ini mengingatkanku akan makna kerja yang tidak boleh dipahami untuk masa sekarang ini. Makna bisa melewati berbagai waktu yang tidak bisa ketahui dengan pasti. Aku merasa diingatkan akan salah satu makna kerjayang penting.

Kamis, 08 Maret 2012

Dialog Emosional antara Ephorus HKBP dengan masyarakat Batak di Frankfurt sekitarnya

Teman-teman,
Berikut ini tulisan yang diperoleh dari postingan seorang teman yang tinggal di Frankfurt, Fitzerald Kennedy Sitorus (Beliau pernah mengajar  di STT Jakarta untuk mk. Filsafat. Saat ini sedang menempuh studi doktoral di Frankfurt). Amat menarik mengikuti dialog tersebut, tetapi sekaligus menyedihkan. Sungguh pembelajaran buat kita untuk menjadi arif dan bijaksana ketika menjadi pemimpin dan jika kita memilih orang lain sebagai pemimpin. Saya sengaja mempostingkan tulisan tersebut dengan izin beliau.

Dialog Emosional antara Ephorus HKBP dengan masyarakat Batak di Frankfurt sekitarnya

Pada hari Senin (5 Maret 2012, pukul 19.00 waktu setempat) sebuah pertemuan antara komunitas Batak di Frankfurt dan sekitarnya mengadakan pertemuan dan diskusi dengan Ephorus HKBP, Pdt. Bonar Napitupulu, yang kebetulan sedang berkunjung ke Jerman. Ephorus Napitupulu didampingi oleh Kepala Biro Oikoumene, Pdt. Henry Napitupulu.

Dalam diskusi tersebut sejumlah pertanyaan kritis mengenai HKBP diajukan oleh para peserta, antara lain :
1. mengenai money politics terselubung melalui pembentukan Tim Sukses dalam proses pemilihan eforus,
2. pembelaan berlebihan yang dilakukan oleh pimpinan HKBP atas pendeta pelaku pelecehan seksual terhadap 19 siswa sekolah Bibelvrow di Laguboti,
3. penerimaan duit Rp 1 miliar oleh HKBP dari PT TPL (Inti Indorayon Utama) dalam rangka Pesta Jubileum 2011 lalu hingga
4. usaha konkret yang telah dilakukan oleh HKBP dalam membantu jemaatnya yang sedang mengalami penindasan dari kelompok2 tertentu, misalnya jemaat HKBP Filadelfia, Bekasi.

Forum ini seharusnya bisa menjadi kesempatan klarifikasi atau pemberian yang informasi yang benar kepada para simpatisan atau anggota HKBP yang berada di luar negeri, yang kebetulan mengikuti pertemuan tersebut.
Tapi hal itu tidak terjadi karena Ephorus Napitupulu justru menjadi marah dan sangat emosional setelah mendengarkan pertanyaan2 tersebut. „Yang Saudara ajukan itu adalah pernyataan2 yg meragukan integritas saya dan HKBP, bukan pertanyaan. Anda jauh-jauh merantau ke sini, tapi bertanya seperti orang tidak terpelajar,“ kata Ephorus sambil menyerang balik orang yang mengajukan pertanyaan. Ephorus justru mempertanyakan mengapa masyarakat Batak di Frankfurt dan sekitarnya percaya pd informasi yg hanya diperoleh lewat internet atau Facebook (tampaknya Ephorus ini belum menyadari bahwa sekarang umat manusia telah hidup dalam abad teknologi komunikasi yang canggih…) Kemarahan tersebut tentu menimbulkan keheranan dan tanda tanya bagi peserta pertemuan.

1. Ephorus mengatakan bhw tidak pernah ada money politics terselubung dalam proses pemilihan Ephorus HKBP, entah itu melalui pemberian fasilitas berupa biaya transportasi, biaya hotel, pemberian jas atau dasi kepada para pemilik hak suara. Tentu, orang yang mengetahui kenyataan sesungguhnya di lapangan bisa menilai apakah jawaban tersebut jujur atau tidak.

2. Ephorus mengatakan bhw tdk benar ada pelecehan seksual terhadap 19 siswa sekolah bibelvrow. Yang terjadi adalah, kata Eforus, Pdt Siman itu menyuruh siswi2 itu membuka baju mereka dan mengangkat rok mereka. Tapi siswi2 itu tidak mau. Karena itu tdk ada pelecehan, kata Eforus. Jawaban konyol ini menimbulkan protes dari peserta diskusi. Tindakan pendeta yang menyuruh siswa itu membuka baju dan mengangkat rok sudah merupakan sebuah pelecehan seksual. Pelecehan seksual tdk harus berupa kontak fisik. Karena itu Anda salah kalau berdasarkan fakta itu menyimpulkan tidak ada pelecehan, demikian peserta diskusi memprotes. Yang lebih aneh adalah komentar Ephorus yang mengatakan bahwa „tidak mungkin Pdt Siman itu kuat mengerjain 19 perempuan sekaligus, apa dia superman?“ Ini tentu pernyataan dengan pilihan kata2 dan logika yang sangat mengecewakan. Ephorus Napitupulu juga mengaku tidak pernah menyuruh siswi korban pelecehan itu menyusun tulisan yang berisi pendapat mereka mengenai Pdt. Siman. Yang saya suruh mereka tuliskan adalah apa sebenarnya yang terjadi saat itu. Napitupulu juga mengatakan bahwa rombongan calon Bibelvrow itu meminta2 ongkos pulang kepada Kapolres, ketika mereka melaporkan kasus itu kepada polisi (menurut Eforus, Kapolres memberi Rp 4 juta).

3. Ephorus juga menyatakan bahwa tidak pernah HKBP menerima duit 1 miliar dr PT TPL. „Sampai saat ini saya selalu menolak untuk berkhotbah atas undangan PT TPL,“ katanya.

4. Ephorus tdk menjawab dengan jelas apa usaha konkret yang telah dilakukan oleh HKBP untuk membantu jemaat seperti HKBP Filadelfia, Bekasi, dalam mengatasi penindasan yang mereka alami. Ephorus justru bicara berputar2 mengenai SKB 3 menteri, dan bahkan seakan2 menyalahkan jemaat yang terlalu bersemangat mendirikan gereja tanpa cukup mengindahkan peraturan2 terkait. Tampaknya HKBP memang tdk atau belum melakukan usaha yang konkret untuk membantu jemaat kecil seperti jemaat Filadefia itu.

5. Ephorus justru mengaku, berkaitan dengan pertanyaan nomor 1 dan 3, banyak sekali fitnah dialamatkan kepadanya. Katanya, ada sekitar 16 selebaran gelap dan 3 buah buku yg ditulis dengan maksud mencemarkan nama baiknya. Dia juga mengatakan bahwa ia baru akan menanggapi fitnah itu setelah ia nanti pensiun sebagai eforus.
Dialog yang diwarnai dengan marah-marah itu akhirnya membuat sejumlah orang yang masih menyimpan pertanyaan mengurungkan niat mereka untuk mengajukan pertanyaan, karena suasana menjadi tidak menarik lagi untuk berdialog. Respon yang emosional itu justru membuat peserta pertemuan meragukan kebenaran tanggapan2 yang diberikan beliau. Sungguh disayangkan.

(Silahkan lihat postingan status Fitzerald Kennedy Sitorus untuk lebih lengkapnya.Terima kasih)

Rabu, 01 Februari 2012

Acara Martupol (Pertunangan) Igun


Akhirnya, setelah sekian lama berpacaran, Gun, my dear sepupu yang paling baeee…k  akan menikah dengan Berliana. Seperti biasanya tradisi di gereja tradisional Batak, ada tahapan Martupol (pertunangan) sebelum Pernikahan. Biasanya paling lambat 2 minggu sebelum hari Pernikahan.  Gun mau menikah tanggal 3 Februari 2012 dan tanggal Martupol yang sudah ditetapkan adalah tanggal 21 Januari 2012. Bro yang satu ini malah tidak bisa menentukan tanggal pernikahnnya sendiri. Segala sesuatunya telah diputuskan oleh pihak keluarga dari kedua belah pihak. “Sedangkan aku yang mau berpesta saja tidak ditanyakan kapan tanggal yang aku mau dan bisa” katanya suatu kali. Aku sempat protes dan tanya, mengapa tanggal itu. Awalnya kupikir tanggal 5 Februari acara pernikahnnya…tetapi ternyata oh…ternyata…
Acara Konferensi yang kuikuti tanggal 3-4 Februari 2012 dan itu berarti tepat di hari pernikahnnya. Seandainya tanggal 5 Februari, aku bias mengambil tiket pesawat  malam tanggal 4 februari atau pesawat pagi sekali tanggal 5 Februari. Kucoba cari cara bagaimana supaya aku sempat menghadiri acara yang cukup bersejarah baginya sekaligus dapat menjalankan tugas kantor. “ Ini acara konferensi yang mungkin 5 tahunan sekali dan aku sudah ditugaskan, sudah didaftar malah” belaku saat itu. “Acara menikahku juga kan sekali seumur hidupnya, sis. Kan ngak mungkin dua kali” katanya lagi. Cukup menohokku…..hiks
Hufff….
Di acara martupolnya, ku datang dan sengaja kuberikan waktu yang lama (maksudnya tidak langsung pulang) meski gigi masih sakit karena baru operasi gigi geraham hari Senin yang lalu. Dengan segala debat yang tertahan (apa pula maksudnya ya…J), kubicarakan lagi tentang ketidakhadiranku… . Gun terpaksa harus menerima meski aku tahu dia berharap banyak akan kehadiranku. Kami memang dekat sekali dan baakan sering menghabiskan malam minggu bersama. (“Si Ber ngak akan marah, dia kan latihan koor. ‘Kan lebih baik malam mingguan bersama sepupu sendiri daripada dengan cewek lain”, katanya. )

Ya, meski tidak hadir, DOA-ku buat acaramu, Bro. Semoga  acara pernikahan kalian berlangsung dengan  baik dan lancer, cuacanya cerah, jauh dari ketidaknyamanan. Dan yang terpenting, setelah acara PERNIKAHAN,  kalian bahagia dan memberikan inspirasi bagi orang lain, membuat kalian semakin mencintai dan mengasihi satu sama lain di dalam keluarga yang baru kalian bina. Tuhan memberkati

Operasi Gigi Geraham (kisah di awal tahun)


Tanggal 16 Januari yang lalu, akhirnya setelah menahan sakit gigi dan akibat yang ditimbulkannya, maka akhirnya aku menjalani operasi gigi geraham  yang harus diangkat. Tidak tanggung-tanggung, bagian gigi geraham kanan dan kiri yang harus diangkat. Membayangkan sakitnya saja sudah membuatku agak takut, sempat terbawa mimpi malah. Meski sudah pernah menjalaninya lebih dari 10 tahun yang lalu (dengan dokter gigi yang sama, drg Edy Ketaren yang terlihat sabar), tetap aja membayangkan kesakitan dan kerepotan saat dan sesudah opeasi gigi membuatku agak enggan. Tapi apa boleh buat…..
Dan ini obat-obat yang harus diminum…mmmm
Hanya untuk 3-4 hari saja tetapi pembelian obat ini sudah membuat kantongku “semakin koyak” setelah biaya operasi gigi yang ternyata juta-an. Seketika saat hendak kuminum obat-obat itu, entah mengapa kuteringat pada orang-orang yang miskin dan mungkin tidak mampu . Mereka tentu saja kesulitan jika sakit dan harus membeli obat-obat itu. Aku bersedih membayangkan itu (apalagi kini kutahu banyak anak-anak muridku yang miskin dan orangtua mereka sakit. Di sisi lain aku bersyukur masih diberi kemampuan dapat membeli obat. Bagaimana dengan mereka yang sedang sakit tetapi tidak mampu membelinya?

Rabu, 25 Januari 2012

Christmas Carol atau Kunjungan Natal anak Pilar

Kunjungan Natal ke rumah Opung Luhut

Kunjjungan Natal ke rumah Opung Pahala. Tampaknya Opung boru ini senang sekali menerima kunjungan dari anak-anak.
Mulai tahun 2011, anak-anak belajar di garasi kecil kami mulai aktif menjalani berbagai kegiatan. Salah satu acara yang diadakan di bulan Desember adalah Christmas Carol atau kunjungan Natal. Konsepnya sederhana saja, yaitu anak-anak datang berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain sambil menyanyikan lagu-lagu Natal. Nah, untuk saat ini anak-anak kuminta menyanyikan 3 lagu saja, plus gerekan simpel. Rumah yang dikunjungi adalah rumah Opung-Opung/Opa/Oma yang memiliki cucu yang tinggal jauh dari mereka. Jadi, kami datang menghibur mereka untuk bernyanyi

Senin, 10 Oktober 2011

Pengalaman bersama anak-anak pengungsi Sinabung 2010

Ini adalah pengalaman pertamaku berkunjung ke anak-anak pengungsi Sinabung, pada 9 September 2010 yang lalu. Meski kunjungan ini singkat, tetapi anak-anak mau dan senang memberi respons atas pertanyaan Joel, si boneka. Dialog tersebut dapat membuka hati anak-anak untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Aku pun belajar bahwa anak-anak pun memiliki rasa takut dan khawatir yang kadang tidak terungkap dan tidak diduga oleh orang dewasa. Melalui percakapan dengan boneka, anak-anak dapat mengungkapkan sedikit rasa takut mereka.


Pengalaman pertama dengan anak-anak pengungsi Sinabung
 (Dialog boneka dengan anak pengungsi Sinabung)
******
Joel:  (dengan logat orang Karo) Hai teman-teman semua. Koq suaranya kalian pelan sekali? (memancing agar anak-anak dapat menjawab dengan semangat). Selamat pagi  aku Joel Surbakti. Kenapa kam ketawa semua? Ada yang Surbakti juga di sini? Samalah kita ya….Aku baru ada sini mengungsi sama kakakku, teman (mulai terlihat agak sedih). Teman-teman juga ya? Bagaimana kabar teman-teman di sini? Sehat semua?  Ya,  meski sedih meninggalkan rumah tapi semangat ya, teman  (berikan waktu bagi anak-anak untuk menjawab). 

Joel: Teman, aku bingung di sini. Sepertinya ’ngak ada temanku di sini. Sedih juga ya, ’ngak ada teman.Eh..itu ada kakak-kakak masuk ...Kakak...kakak....


(Seorang kakak pendamping yang sedang lewat kemudian berbicara dengan Joel) 
Kakak: Ya, Joel. Ada apa?

Joel: Kakak,  aku bingung di tempat baru ini.

Kakak: Kenapa bingung, Joel?

Joel: Aku ngak ada teman di tempat baru ini.

Kakak:  ’Ngak ada teman? Tapi di sini banyak teman-teman kamu  koq. Mereka mau menjadi temanmu, Joel. Ya, kan adik-adik? Ayo, siapa yang mau berteman dengan Joel? (bertanya kepada anak-anak) Atau, begini saja supaya kita tidak malu-malu berteman dengan yang lain, gimana kalau kita menyanyi bersama.

Joel: Menyanyi kak? Nyanyi apa?

Kakak: “Kan ada lagu untuk: Aku ingin jadi teman baikmu.... Bagaimana kalau kita menyanyi bersama ya. Apakah adik-adik tahu lagu ” I want to be your friend”  ?  Kalau belum,  kita berlatih menyanyikan lagu bersama-sama ya.

I want to be your friend
I want to be your friend a little bit more } 3x
A little bit}2x
A little bit more
Dalam bahasa Indonesia: Aku ingin jadi teman baikmu
Aku ingin jadi teman baikmu }3x
Teman baik}2x
Teman baikmu
(Anak-anak menyanyi bersama ” I want to be your friend dengan gerakan)

Kakak: Nah sekarang bagaiman perasaanmu, Joel? Senang ’nggak sekarang?

Joel: Senang kali kurasa kak. Karena aku sudah ada teman-teman baru di sini. Tadi aku bisa berjabat tangan dan kenal sama beberapa teman. Kalau teman-teman di sini, bagaimana? Senang juga seperti aku? (Beri kesempatan bagi anak-anak untuk menjawab) 

Kakak: Masih ada yang sedih? (kakak  mencoba memberikan kesempatan bagi anak untuk mengekpresikan perasaannya lewat kata-kata)  Kalau kita sedih, kita buat apa ya?Eh, bagaimana kalau kita membuat sesuatu ya? Bagaimana kalau kita membuat bunga?

Lalu ajak anak untuk membuat origami bunga. Sediakan bahan: kertas origami, selembar kertas HVS, stik es krim dan lem. Minta mereka untuk mengikuti langkah-langkah membuat bunga, lalu tempelkan di atas kertas HVS dan tambahkan stik es krim. Untuk anak yang lebih besar, minta anak untuk menggambar dan mewarnai daun pada bunga mereka masing-masing. Setelah anak-anak selesai membuat origami bunga tulip, minta mereka memberikannya kepada orang-orang yang mereka kenal dan kasihi, misalnya: kakak, adik, teman, mama, atau bahkan kakak pendamping mereka.
Jika waktu dan tempat memungkinkan, untuk anak usia 6-12 tahun: minta mereka menggambar apa yang mereka rasakan hari itu dan minta anak untuk mendaftarkan perasaan yang mereka ingat: takut, khawatir, gembira, sedih. Kakak pendamping bisa membantu anak-anak untuk mengekspresikan perasaan mereka itu. Cara ini dipakai untuk membantu anak-anak mengatasi trauma dan rasa takut saat terjadi bencana alam tersebut.




Penutup: Ajak anak untuk menyanyikan lagu ”We are in the train of love” (lagu dengan gerakan)

We are in the train of love
We are in the train of love}2X
We are in the train of love fantasy
We are in the train of love
When I say chiki,
when I say chaka
When I say chiki, chiki, chiki, chaka
When I say chaka,
When I say chiki,
When I say chaka, chaka, chaka chiki
 **********

Terima kasih ya, teman-teman sudah memberi kami kesempatan untuk mengunjungi kalian.

Kamis, 15 September 2011

Kangen mereka......

Pernah aku mengajar anak Kindergarten. Itu beberapa tahun yang lalu. Mereka pasti sudah besar dan aku merindukan mereka kini. Kukumpulkan beberapa komentar mereka. Rindu melihat mereka dan berharap kelak menjadi orang-orang yang berhasil.

The comments......miss that time with them

about Anggi …
Ervina Hasibuan Selamat ulang tahun, Anggi. pa kbr, nak?
Top of Form
30. Dezember 2010 um 18:29 · Gefällt mirGefällt mir nicht mehr · Kommentieren · Feedback anzeigen

Anggie Lubiz Makasi miss...anggi baik-baik saja...miss,anggi rinduuu...
30. Dezember 2010 um 22:23 · Gefällt mir nicht mehrGefällt mir · 1 PersonWird geladen ...

Ervina Hasibuan miss u too, Anggi
30. Dezember 2010 um 23:07 · Gefällt mir
 
about Putri ……
Ervina Hasibuan Selamat ulang tahun, Putri. miss u
Elvy Erlita likes this.
June 17, 2011  at 5:41pm ·

about Rio ………
Ervina Hasibuan belajar ya, nak..

Aldrich Pardosi iya miss io belAjarr..
September 8, 2010 at 10:20pm ·
Bottom of Form