Jumat, 29 November 2019

Suara dari Sumba (Apresiasi dari Agustina Wijayanti)

Dear Penerbit, 

"Suara dari Sumba" adalah buku yang tidak biasa. Namun bukan di bawah standar biasa, karena ide melahirkannya luar biasa. Sebagai seseorang yang pernah bekerja di sebuah institusi penerbitan, saya sangat menghargai usaha melahirkan buku semacam ini. Yakni, membangkitkan budaya menulis yang tidak biasa dibudayakan kebanyakan orang.

Saya salut kepada pihak penerbit, yang dengan semangat literasi memilih "kelompok penulis" ini, yakni sekelompok penulis kristiani, yang dibangkitkan semangat berpikirnya, beridenya, berbagi berkatnya.Maka, membangkitkan potensi para calon penulis kristiani ini merupakan wujud pelayanan pembibitan yang luar biasa.

Saya sendiri pernah mendorong beberapa pendeta dan pengkhotbah di Indonesia untuk menulis. Bukan sesuatu yang mudah, meski mimbar tak asing bagi mereka, namun layar dan papan keyboard tak selalu akrab di tangan mereka. Padahal, dengan tulisanlah mereka dapat menjangkau jauh lebih banyak, jauh lebih luas pangsa pembaca atau umat.

Bersyukur, mereka mau menyambut ajakan menulis ini, dan dari satu dua tulisan, maka pelayanan menulis ini pun Tuhan berkati untuk mengembang ke kanan dan ke kiri. Semakin banyak dan luas. Semakin berani dan memberkati.

Sekali lagi, salut kepada penerbit. Saya sangat paham bahwa meski langkah pertama ini belum sepenuhnya sempurna, masih ada banyak yang perlu dipoles sini-sana, namun saya yakin, benih telah ditabur, biar kiranya Tuhan menumbuhkan setiap potensi itu, untuk lebih banyak melahirkan karya literasi yang menerangi dunia ini!

Agustina Wijayani
Selama 13 tahun pernah melayani di Renungan Harian, dan penerbit kristiani Gloria Graffa

Senin, 25 November 2019

Pentingnya Mendongeng untuk Anak

Foto dari Taman Baca Hambila Humba 3-GKS Bidipraing
Tulisan diambil dari penulis (A.S. Laksana). Semoga bermanfast . 📚
Bapak dan Ibu Guru, Mendongenglah untuk Mereka

A.S. Laksana

Apa yang akan membuat anak-anak menikmati sekolah? Pembacaan cerita, katanya.

Ia kepala sekolah di SD pertama yang saya datangi, di daerah pelosok Finlandia yang orang-orangnya berbahasa Swedia. Saya minta izin memotret jadwal pelajaran di sekolahnya, untuk melihat apa saja yang mereka ajarkan kepada anak-anak.

“Modersmål ini apa?” tanya saya.

“Bahasa Ibu,” kata Bu Kepala Sekolah.

Anak-anak Finlandia belajar di sekolah 5 hari seminggu, dan pelajaran terpenting bagi anak-anak sekolah dasar adalah Bahasa Ibu. Anak-anak tahun pertama dan kedua akan belajar bahasa ibu 7 jam dalam seminggu. Anak-anak tahun ketiga dan keempat 6 jam. Anak-anak tahun kelima dan keenam 5 jam.

Siswa tahun pertama dan kedua hampir tiap hari mengawali sekolah dengan pelajaran Bahasa Ibu, yaitu bahasa Finlandia atau bahasa Swedia bagi kelompok minoritas di sana yang berbahasa Swedia. Anak-anak menyukainya karena guru mereka selalu membacakan cerita dalam pelajaran bahasa.

Hanya satu hari kelas akan dimulai dengan pelajaran musik atau olahraga. Itu dua mata pelajaran yang juga disukai oleh anak-anak. Dalam dua pelajaran ini, mereka seperti diajak bermain-main saja.

Untuk anak-anak tahun ketiga sampai keenam, pelajaran Bahasa Ibu selalu akan ditempatkan pada tiap Senin jam pertama. Jadi, setelah menikmati hari libur akhir pekan, mereka akan mengawali pelajaran dengan Bahasa Ibu, dengan pembacaan cerita. Sekolah-sekolah kita mengawalinya dengan upacara bendera. Saya ingat, selama belajar di SD sampai SMA, tiap Senin pasti ada teman-teman yang pingsan di tengah berlangsungnya upacara.

Di Finlandia, anak-anak sekolah tidak memulai pelajaran mereka dengan pingsan. Mereka mengawali dengan kegembiraan. Sering setelah pembacaan cerita, guru meminta mereka menggambar ilustrasi untuk cerita tersebut. Kepada murid-murid tahun kelima dan keenam, guru juga meminta mereka membuat musik berdasarkan cerita yang baru saja dibacakan.

Maka, jika pendidikan mereka baik, itu sungguh bukan hal yang mengejutkan. Mereka tahu cara mendidik anak-anak mereka. Mereka tahu bagaimana menyelenggarakan sekolah yang menyenangkan dan apa yang perlu dipelajari oleh anak-anak di sekolah.

Bahasa sangat penting bagi mereka, sebab jika anak-anak cakap berbahasa, mereka akan mampu berkomunikasi, menerima pelajaran, menata pikiran, dan menyampaikan gagasan. Kecakapan berbahasa akan menjamin bahwa transfer pengetahuan akan berjalan mulus.

Oya, saya pernah mendengar bahwa di sana tidak ada pelajaran agama, itu tidak benar. Pelajaran agama tetap ada, untuk menghormati perasaan orang-orang sangat tua yang sebagian masih taat ke gereja, tetapi hanya menjadi mata pelajaran pilihan. Tidak diikuti tidak apa-apa. ***

Selasa, 12 November 2019

Lesra, ilustrator anak yang keren

Sehubungan dengan buku yang ditulis oleh para penulis cilik dari anak panti asuhan Anugrah Kasih Abadi di Deli Serdang dan anak-anak dari Taman Baca Hambila di Sumba Timur, maka konsep yang diperlukan untuk isi buku adalah perlu penambaham gambar ilustrasi. Pembuatan gambar ilustrasi ini tidaklah mudah, menurutku. Kami perlu mencari foto anak si penulis, lalu berdiskusi dengan ilustrator (jarak jauh dan melalui WA ataupun voice call).

Adalah Lesra Ariel, anak dari Mas Arie Saptaji (berdomisili di Yogyakarta) yang menjadi fasilitator untuk kegiatan Menulis Asyik ini di bulan Februari 2019 yang lalu. Mas Arie pernah membagikan hasil gambar Lesra, anaknya di sosial media. Lalu, aku minta Ribka untuk menghubungi Lesra dan meminta Lesra untuk membuat gambar contoh. Gambar contoh itu tadinya untuk gambar buku "Yesus Sahabatku" yang merupakan buku panduan mengajar di sekolah minggu. Nah, karakter gambar Lesra ternyata kurang cocok buat gambar peraga yang sudah baku alirannya. Gaya buku ini harus dicari yang mirip seperti gambar di 5 buku sebelumnya.

Terpikir olehku untuk meminta Lesra menggambar buku karya penulis cilik. Kan cocok, penulisnya anak-anak, tukang gambarnya juga masih kategori anak-anak (saat itu lLesra duduk di kelas 3 SMA). Lesra pun mengirimkan karya gambarnya. Dan, mulailah beberap bulan itu  proses gambar berlangsung. Ada 70 gambar yang harus dikerjakan Lesra, sementara dia juga mempersiapkan untuk ujian. Luar biasa 👍👍

Aku puas dengan karya Lesra. Menurutku, karya Lesra itu apik dan rapi. Dia sungguh mendalami si tokoh pencerita (anak) yang menulis kisah itu, yang kemudian dituangkan ke gambar. Warna pilihan Lesra juga bagus. Tampak khas anak-anak tetapi tidak norak.

Kalian bisa melihat karya Lesra dapat dilihat di buku "Kisahku dari Sumba Timur-Kisah Tentang Petualangan Anak-anak di Sumba Timur" dan buku "Kisahku Anak Panti Asuhan yang Bermimpi




Contoh ilustrasi buku yang dibuat oleh Lesra😀
Sumba Timur
Buku "Kisahku dari Sumba Timur"
Ini contoh gambar yang dibuat Lesra
Ilustrasi di buku Kisahku dari Panti Asuhan

Ada lagi nih...
Ilustrasi dari buku Kisahku dari Sumba Timur
Nah, bagaimana menurut kalian?
Buku "Kisahku dari Sumba Timur-Kisah Tentang Petualangan Anak-anak di Sumba Timur" dan buku "Kisahku Anak Panti Asuhan yang Bermimpi" dapat kalian beli di toko buku Gramedia, atau bisa menghubungi langsung Tian di HP/WA: 081263303002 atau datang langsung ke:
Komplek Taman Setia Budi Indah Blok HH No. 69
Medan Sunggal.

Terima kasih Lesra. 





Minggu, 10 November 2019

Nobar Film Susi Susanti

Ditengah segala kesibukan yang ada di kantor  atau di tim, kita perlu menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan bersama. Kami mencoba agar tetap seimbang ya, salah satunya dengan menonton film bersama. Biasanya kami ambil off day atau pulang cepat dari kegiatan lembur/overtime yang tidak berbayar. Overtime tersebut diganti dengan kompensasi hari. 

Nah, pilihan film yang akan ditonton berdasarkan keputusan bersama. Kami pilih hari pulang cepat, yaitu Senin. Setujuuuuuu....😀Dan, film pilihan jatuh ke film "Susi Susanti" dalam rangka mendukung karya bangsa...💪. Film ini disutradarai oleh Sim F, mengangkat kisah perjalanan Susi Susanti, pemain bulu tangkis perempuan yang mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan prestasinya. Dikisahkan juga pertemuan Susi dengan Alan Budikusuma, sesama pemain bulu tangkis yang kemudian menjadi suami mbak Susi. 

Trailernya lihat di sini:
https://www.youtube.com/watch?v=XKPD8Obehq4




Dan, memang tim bisa mempunyai waktu untuk rileks. Biasanya juga syarat yang kami pakai untuk kegiatan bersama, yaitu: tidak membicarakan urusan kantor di sela-sela kegiatan refreshing atau entertaint tersebut. Tapi namanya manusia, bisa khilaf bro and sis. eh...pembicaraan bisa menyerempet urusan kantor dan pekerjaan. Dan, biasanya untuk itu perlu ada "juri" atau "wasit" yang mengingatkan. Siapa jurinya? Siapa aja sih. Yang penting, kita bisa refreshing dan selanjutnya kerja lemburrrr...hehhehe

Terima kasih buat mbak yang fotoin kita ☺



Selasa, 05 November 2019

Kunjungan Tim Film ke Panti Asuhan Anugrah Kasih Abadi

Pada tanggal 31 Oktober 2019 yang lalu, tim film dari Norwegia datang khusus ke Panti Asuhan Anugrah Kasih Abadi. Kunjungan tamu kali ini untuk membuat kisah anak-anak di Indonesia pada proyek pendampingan yang dilakukan oleh Tim Child Ministry YLKA.

Pada kesempatan itu, Eldin, salah seorang anak panti asuhan akan menjadi fokus. Eldin akan menceritakan tentang kisahnya selama tinggal di panti asuhan, sekolahnya, cita-cita dan keinginannya. Selain itu, kami juga mengadakan kegiatan dan games. Pada hari itu juga sekaligus apresiasi untuk anak-anak panti asuhan yang telah berani untuk menuliskan ide dan pikirannya. Tulisan mereka kini diterbitkan menjadi buku yang berjudul "Kisahku Anak Panti Asuhan yang Bermimpi. 

Saksikan kegiatan satu hari itu dalam video singkat ini. 





Senin, 04 November 2019

"Terima kasih Tim Panggung Boneka"

Hari Sabtu, 2 Nopember yang lalu, kami, tim panggung boneka melakukan tugas negara (berat kali bah!! 😅). Kami mendukung kegiatan edukasi kesehatan dalam rangka Hari Anak Sedunia yang diadakan di salah satu Sekolah Dasar di Bagan Serdang.  Edukasi kesehatannya bertema "Cuci Tangan Pakai Sabun".

Tugas kami adalah membawakan cerita melalui panggung boneka, dengan tujuan mengajak anak-anak agar mau mencuci tangan pakai sabun. Cerita panggung boneka menjadi ilustrasi dan pengantar sebelum penjelasan "Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS)", yang kemudian dilanjutkan dengan praktek mencuci tangan.


Anak-anak yang hadir saat itu sekitar 200-anak, dan tidak semua anak-anak bisa ikut praktek. Tetapi mereka senang juga dengan tarian CTPS yang diajarkan oleh teman-teman mereka. Pada saat itu, ada tim Linkus dari Norwegia yang juga membuat film tentang anak-anak di Indonesia. Acara semakin meriah dengan kehadiran si Linkus, boneka Dino. Sayang sekali, kami tidak sempat berfoto dengan anak-anak dan Linkus. Tetapi aku senang ada video  "Terima Kasih" yang dikirimkan oleh panitia.
Senangnya....😀


Kami sempatnya hanya berfoto selfie/wefie ber5 aja, berhubung Bowo, anggota baru yang pertama kali tampil (dari balik layar) dan berperan sebagai Bapak Penjual Kue.  Saking semangatnya, berfoto aja pakai gerakan kalau lagi main boneka. Mantap Bowo. 💪

Jumat, 01 November 2019

Penulis Cilik dari Panti Asuhan

“Kami senang sekali ada nama kami di buku, Bunda”, kata anak-anak panti asuhan ini kepadaku. Wow...😍💐 Ucapan sederhana yang sangat dalam. Mereka tidak mengira bahwa mereka  menghasilkan karya tulisan dan diterbitkan pula. Mereka adalah anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Anugrah Kasih Abadi, yang bertempat di Gang Tawon XVI, Deli Serdang (Sumatera Utara).

Buku yang mereka tulis ini adalah hasil pengamatan mereka dan yang mereka renungkan lalu tuliskan. Metode Amati-Renungkan-Tuliskan (ART) dikembangkan oleh Mas Arie Saptaji yang sengaja diundang dari Yogyakarta untuk memberikan pelatihan penulisan untuk anak-anak panti asuhan Anugrah Kasih Abadi. Ada 29 anak yang mengikuti pelatihan ini, tetapi hanya 19 anak yang tulisannya bisa lolos masuk seleksi tulisan yang dimuat. 

Semoga ada tulisan mereka lagi ya. Ayo kita dukung mereka untuk berkarya lebih baik lagi demi masa depan kita semua. 🙏📚🤝💪😘



Foto sebagian penulis cilik, sementara yang lain masih kerja menjaga kambing🐐
Sebagian penulis cilik