Sabtu, 18 Januari 2020

Hari Ini di Panti Asuhan

Biasanya hari Jumat adalah hari membaca atau klub baca di panti asuhan Anugrah Kasih Abadi. Biasanya program pendampingan Tim Child Ministry YLKA di sana semenjak beberapa tahun ini.Khusus hari ini aku akan memberitahukan kepada anak-anak bahwa aku tidak lagi bekerja di YLKA. Artinya, kemungkinan aku ke panti tidaklah sesering dulu dengan kegiatan yang sering dilakukan di sana.

Pemberitahuan mendadak itu membuat anak-anak juga bingung. Tapi aku pikir sih ini bukan terakhir kali aku ke panti asuhan bertemu mereka. Kunjungan itu masih bisa dilakukan. Bedanya, bukan lagi aku sebagai tim YLKA atau biasa mereka sebut Lentera Kasih. Sebelum program rutin pendampingan anak dilakukan Lentera Kadih aku pernah membawa anak sekolah minggu berkunjun ke sana )sekali berkunjung, ke dua kalimya anak panti hadir di perayaan Natal sekolah minggu). Selain itu, keluargaku juga pernah merayakan ulang tahun Mama di sana. Saat itu, Mama tidak menyuapi kaki anak-ansknya dengan kue ulang tahun. Tetapi mama menyuapi anak-anak panti saat itu.

Jadi begitulah. Tak ada kekhawatiran bahwa hari ini hari terakhir aku bertemu dengan anak panti asuhan. Ini hanya hari terakhir peranku sebagai bagian dari Lentera Kasih yang mendampingi.
Selanjutnya, ya terserahku kapan mau berkunjung...πŸ˜„
Sampai bertemu lagi anak-anak πŸ™πŸ™

Salah satu anak favoritku

Add caption

Kamis, 16 Januari 2020

Suatu kebetulankah?


Ada yang bilang, tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kenapa tiba-tiba bertanya soal kebetulan?

Jadi begini ceritanya. Berkaitan dengan resign ini. Waktu pertama kali aku bekerja di tempat ini, aku ingat betul 2 orang yang mewawancaraiku. Mereka adalah Pak Per Birkeli dan Pak Magne Vatland, biasa begitu mereka kupanggil. Wawancaranya menjelang akhir tahun 2009 waktu itu. Dan, aku pun mulai bekerja di NLM Indonesia ini tepat di bulan Januari 2010. Beberapa  tahun kemudian, tahun 2012 Pak Per & keluarga kembali ke negaranya, yaitu Nowegia. Pak Magne sendiri kembali lebih dulu di pertengahan tahun 2010. Kami bertemu sangat jarang setelah itu. Seingatku kami bertemu Pak Per di bulan Juli  2014 saat aku bertugas ke Norwegia. Aku dan tim menyempatkan berkunjung ke rumah Pak Per di Fjordal-Norwegia.

Tak dinyana, menjelang akhir kerjaku di tempat ini, Pak Per dan anaknya, Elisabeth datang ke Indonesia. Mereka tiba di Medan pada tanggal 3 Januari (kalo gak salah). Lalu mereka pergi keluar kota dan juga menginap di hutan. Kami baru bertemu pada hari Jumat, tanggal 10 Januari. Dan, hari terakhirku bekerja hari Senin, 13 Januari. Jumat siang itu, kami sempatkan untuk makan siang bersama, karena mereka pun esok sore akan kembali ke Norwegia. Tidak banyak waktu lagi untuk 'ngobrol.

Kalau dipikir-pikir, suatu kebetulankah ini? Pak Per ada pada waktu aku mulai bekerja, dan (kebetulan?) hadir di saat akhir kerjaku di tempat ini. Kebetulankah?


Rabu, 15 Januari 2020

Resign

Tepat di tanggal 13 Januari 2020 adalah hari terakhir aku bekerja NLM Indonesia. Pengajuan surat pengunduran diri sudah sesuai aturan, one month notice. Bulan Januari ini tepat 10 tahun aku “belajar” di tempat ini. “Hah??? 10 tahun?? Betah juga loe ya?”, kata temanku. Begitulah perjalanan hidup ini. Siapa yang bisa duga aku bisa bekerja selama itu di tempat yang sana. Yang tadinya berpikir tidak lama, paling 4-5 tahun saja, eh... malah keterusan sampai 10 tahun.

Dan, ada-ada saja tanggapan dan reaksi orang akan keputusan ini.
Terharu? Ada yang sedih? Ada dong πŸ˜€. Ada yang bingung, “Koq mendadak, kak?” tanya yang lain. Lha, masak kasih tahu setiap orang atau pengumuman kayak gini “Woi....aku mau keluar kerjaaaaa”. πŸ˜„πŸ˜„.
Ada juga yang tanyanya begini dan nggak berani tanya langsung,”Ada masalah apa?” Kalau udah begini tanyanya, ora urus deh πŸ˜„πŸ˜„.  Biasanya tipe orang yang begini (apalagi bukan teman dekat), pasti sudah punya jawaban sendiri meskipun kita sudah jelasin. Adalah kesia-siaan untuk menjelaskan bla..bla..bla... Tidak tugas kita kale...

Hal terpenting dari suatu keputusan resign adalah tetap melanjutkan mimpi dan cita-cita kita. Mimpi dan cita-cita boleh sama dengan yang sebelumnya? Atau, “Harus beda dong, ‘kan dah pindah kerja?” kata suara yang lain.? Menurutku sih, mimpi dan cita-cita kita bisa saja tetap sama, meskipun di tempat kerja yang berbeda. Syaratnya... “Loh, ada syaratnya?” celetuk suara yang lain lagi. “Macam mau masuk seleksi PNS ya”. “Nggak koq, syaratnya gak banyak. Simple aja, koq.” Apa itu? Hmm kasihbtau nggak ya? “Apaan sih...?” tanyanya mendesak.
Syaratnya, asal keputusan itu membawa damai sejahtera dan kita tahu apa panggilan Tuhan, kataku sok relijes (bahasa gaul relijius gaes).

“Oh, begitu ya”, ujarnya.
Nah, itu sih cerita singkatku tentang “resign” ini. Nanti akan ada cerita selanjutnya deh.Semangat πŸ’ͺπŸ’ͺ
15-01-2020

Sabtu, 04 Januari 2020

Kiriman buku dari Tulang Eliakim

Awal Desember yang lalu, aku mendapat kiriman buku-buku dari Tulang Eliakim Sitorus.  Aku memanggil "Tulang" karena marganya sama dengan nama mama. Tulang Eliakim, biasa kupanggil begitu meski sebenarnya menurut orang Batak tidak sopan menyebut nama. Beliau bekerja di PGI saat ini. Dan, semenjak hadir dalam parhelatan Persidangan  Raya XVII PGI, di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur yang berlangsung pada 8-13 November 2019, beliau semakin perhatian dengan Sumba. Beliau berinisiatif untuk mengumpuokan buku-buku bacaan untuk Rumah Baca di Sumba. Termasuk menghubungiku. Aku mengirim beberapa buku-buku untuk dikirim ke Sumba.

Mengetahui kalau aku juga fokus gerakan literasi daerah Sumba, beliau mengirimkan buku-buku tentang Sumba. Ada 3 buku yang dikirimnya, yaitu Tujuh Langkah besama Pemuda/i dalam pengalaman akan Firman Tuhan, Gereja Kristen Sumba Hadir &Melayani, dan Sejarah zending di Sumba.

Wah, ini seperti mendapat paket Natal di awal Desember. Bacaan bermutu yang menginspirasi. 

Terima kasih Tulang Eliakim. Teruslah berkarya...

Minggu, 22 Desember 2019

Natal Anak PT. Asian Agri


Pada tanggal 14 Desember 2019, Tim kami menangani acara  atau menjadi event organizer untuk acar Natal anak yang diadakan PT Asian Agri. Ini merupakan ke tiga kalinya kami diminta untuk terlibat di  acara Natal PT Asian Agri. Biasanya mereka membuat acara Natal untuk orangtua/orang dewasa dan juga anak-anak di tempat terpisah. Bagus juga ide seperti itu, karena panitia tentu tahu bahwa kebutuhan anak-anak dan orang dewasa berbeda. 

Kegiatan ini cukup menarik karena teman-teman tim yang baru bergabung sebagai volunteer dan full time bisa belajar menangani acara anak secara profesional dan bekerjasama dengan perusahaan profit seperti ini. Dalam acara itu, ada renungan yang dibawakan melalui tim Panggung Boneka  dan juga ada Sinterklas yang pasti dinanti oleh anak-anak. 

Perayaan itu diadakan di bagian tengah dekat lobby. Orang-orang pasti akan lalu lalang melewati tempat acara anak berlangsung. Bisa membuat anak-anak atau tamu tidak fokus ya.. Nah, hal itu menjadi tantangan tersendiri. Apakah anak-anak bisa mau ikut terlibat dalam acara Natal, atau lari-lari ke sana-ke mari atau menjumpai orangtua yang juga mengikuti acara Natal di dalam (khusus orang dewasa).


Dalam acara, kami ajak anak untuk membuat kreatifitas "love" membuat "pohon natal". Ternyata, anak-anak cukup antusias mengikuti kreatifitas tersebut. Mereka semangat mau menyelesaikan kreatifitas itu. Apalagi diimingi dapat hadiah komik Alkitab. Ternyata, anak-anak senang juga mendapat hadiah buku.
Di bagian tengah acara, ada Sinterklas yang datang menghampiri anak-anak untuk membagikan permen. Seru ya...




Minggu, 08 Desember 2019

Tim Panggung Boneka ke Berastagi

Bersama Kak Gili dari GKS
Pada tanggal 4 Desember 2019, tepatnya hari Rabu, tim panggung boneka mendapat kesempatan untuk bercerita di acara perayaan Natal anak-anak Gereja Kemuliaan Sion. Mereka mengadakan acara di Hotel Mickey Holiday-Berastagi. Kira-kira sebulan sebelum acara, Kak Gili dari Jakarta menghubungiku untuk meminta tim panggung boneka untuk membantu di tanggal 3 Desember. “Acara akan dimulai jam 2”, sahut kak Gili saat itu.

Kami pun menyetujui dan sepakat. Tepat jam 10.30 kami pun berangkat menuju Berastagi. Perjalanan memakan waktu 2 jam lebih dikit karena cuaca hujan sehingga mobil tidak bisa melaju cepat. Kami tiba jam 1 siang dan acara dimulai jam 2.30. Biasa, jam karet hehehe.
Ini keseruan kami. Udah gitu aja

Anak-anak mengikuti acara

Di balik layar nih....
Lima sekawan dalam tim panggung boneka



Jumat, 29 November 2019

Suara dari Sumba (Apresiasi dari Agustina Wijayanti)

Dear Penerbit, 

"Suara dari Sumba" adalah buku yang tidak biasa. Namun bukan di bawah standar biasa, karena ide melahirkannya luar biasa. Sebagai seseorang yang pernah bekerja di sebuah institusi penerbitan, saya sangat menghargai usaha melahirkan buku semacam ini. Yakni, membangkitkan budaya menulis yang tidak biasa dibudayakan kebanyakan orang.

Saya salut kepada pihak penerbit, yang dengan semangat literasi memilih "kelompok penulis" ini, yakni sekelompok penulis kristiani, yang dibangkitkan semangat berpikirnya, beridenya, berbagi berkatnya.Maka, membangkitkan potensi para calon penulis kristiani ini merupakan wujud pelayanan pembibitan yang luar biasa.

Saya sendiri pernah mendorong beberapa pendeta dan pengkhotbah di Indonesia untuk menulis. Bukan sesuatu yang mudah, meski mimbar tak asing bagi mereka, namun layar dan papan keyboard tak selalu akrab di tangan mereka. Padahal, dengan tulisanlah mereka dapat menjangkau jauh lebih banyak, jauh lebih luas pangsa pembaca atau umat.

Bersyukur, mereka mau menyambut ajakan menulis ini, dan dari satu dua tulisan, maka pelayanan menulis ini pun Tuhan berkati untuk mengembang ke kanan dan ke kiri. Semakin banyak dan luas. Semakin berani dan memberkati.

Sekali lagi, salut kepada penerbit. Saya sangat paham bahwa meski langkah pertama ini belum sepenuhnya sempurna, masih ada banyak yang perlu dipoles sini-sana, namun saya yakin, benih telah ditabur, biar kiranya Tuhan menumbuhkan setiap potensi itu, untuk lebih banyak melahirkan karya literasi yang menerangi dunia ini!

Agustina Wijayani
Selama 13 tahun pernah melayani di Renungan Harian, dan penerbit kristiani Gloria Graffa