Sabtu, 24 Maret 2012

Mula-mula merasa jijik..(belajar dari pembasuhan kaki)


Catatan kecil, 16 Maret 2012
(Catatan kecil ini dimaksudkan untuk menuliskan cerita-cerita khusus yang ingin dikenang dan juga sebagai upayaku untuk menulis cerita dengan baik. Kali ini catatan kecilku berkisah tentang anak-anak yang belajar dari Yesus yang mau membasuh kaki. Mereka belajar tentang rendah hati dan melayani. Tidak mudah mengajarkan hal tersebut tapi kali ini dicoba dengan "Pembasuhan Kaki")


Seperti biasa, hari Jumat sore mulai pukul 6 sore, kami memulai belajar seperti layaknya kelompok PA. Semakin banyak anak yang datang belajar di garasi kami ini. Dan, saat itu ada 27 anak yang hadir. "Semoga memang motivasinya untuk belajar," harapku dalam hati.
Hari itu memang tidak terlalu sibuk mempersiapkan atau memperbanyak kegiatan anak seperti biasanya. Menurut rencana, kami akan belajar tentang Yesus  membasuh kaki para murid. Mula-mula satu ember yang kusiapkan beserta lap handuknya. Sebelum bercerita, aku berperan seperti pembantu lengkap dengan celemek. Seketika anak-anak tertawa melihat penampilanku. “Ah, cuek aja, jalan terus, “pikirku.

Lalu kutanyakan ke mereka tentang apa yang dilakukan pembantu. Rasanya tak mungkin menanyakan siapa yang punya pembantu, atau siapa yang tau apa saja yang dikerjakan pembantu/hamba karena kehidupan ekonomi keluarga anak-anak itu cukup-cukup saja, bahkan kurang. Cukup kurang dan cukup pas, maksudnya. Mereka pun tentu sulit membayangkan pembantu/hamba. Kumulai dengan penjelasanku tentang pembantu dan tugas-tugasnya. Duh, kayaknya kurang ‘nendang penjelasannya. Kubandingkan, seorang raja yang biasanya mau dilayani dan orang yang melayani keperluannya, termasuk membersihkan kaki dalam tradisi orang Yahudi. Lalu aku tanya, adakah yang mau kalau orang harus membersihkan kaki tamu atau temannya yang datang? “Isssh, ‘gak maulah, kak”, hampir serempak mereka menjawab. “Enak ajalah dia” kata Peres. Lalu kutunjukkan gambar Yesus yang membasuh kaki para murid-Nya (gambar diambil dari buku Yesus Sahabatku dan Rajaku yang kususun dengan beberapa penulis). Kuceritakan tentang Yesus yang membasuh kaki para murid. 
Yesus memabsuh kaki-gambar dari buku Yesus Sahabatku dan Rajaku-Lentera Kasih


Kupanggil beberapa anak yang termasuk besar, termasuk Peres, Riko, Luhut. Kuminta mereka duduk di lantai dan kubasuh kaki mereka satu persatu. Sementara membasuh kaki, anak-anak lain berkata, “Isssshhh, bau-lah; enak kali orang  si Peres ya,” dan beberapa komentar lainnya dari anak-anak. Lalu, kuminta Peres, dkk memanggil teman-temannya yang ingin mereka basuh kakinya. Mereka  memanggil Nuel, Luter, Andika, dll. Setelah selesai, Luter, dkk  memanggil teman mereka yang belum dibasuh kakinya. Demikianlah semua anak mendapat giliran dibasuh dan membasuh  kaki temannya sampai akhirnya semua anak (termasuk anak kecil) mendapat giliran. Mula-mula beberapa anak tampak canggung, merasa jijik, ‘gak mau membasuh dan main-main (tidak serius). Tapi, lama kelamaan ada juga yang tampak kusyuk dan telaten membersihkan kaki temannya mulai dari lutut sampai ke jari-jari kaki.   
Semula mereka masih main-main, lama-lama mereka serius membasuh kaki temannya

Di akhir pertemuan, kutanyakan kembali apa yang mereka rasakan ketika membasuh kaki orang lain? Indah (kelas 5 SD) berkata:” Pertama-tama, gak mau kak. Ya, baulah kaki orang. Tapi kemudian jadi malu. Tuhan Yesus aja mau membersihkan kaki.” Risma (kelas 6 SD) mengatakan, “ Koq mau Tuhan Yesus membersihkan kaki orang ya?” Samuel (kelas 6 SD) , Pertama, gak mau kak, soalnya gak pernah” Rico (kelas 1 SMP), “ Jadi belajar seperti Tuhan Yesus, mau melayani.”


Buat mereka semua, ini pengalaman pertama bagi mereka membasuh kaki orang lain. Mula-mula bilang "Issssssssssh" waktu melihat pembasuhan kaki, lama-lama anak-anak itu jadi belajar tentang rendah hati dan melayani.

Belajar dari yesus untuk menjadi rendah hati dan melayani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar