Tepat di tanggal 13 Januari 2020 adalah hari terakhir aku bekerja NLM Indonesia. Pengajuan surat pengunduran diri sudah sesuai aturan, one month notice. Bulan Januari ini tepat 10 tahun aku “belajar” di tempat ini. “Hah??? 10 tahun?? Betah juga loe ya?”, kata temanku. Begitulah perjalanan hidup ini. Siapa yang bisa duga aku bisa bekerja selama itu di tempat yang sana. Yang tadinya berpikir tidak lama, paling 4-5 tahun saja, eh... malah keterusan sampai 10 tahun.
Dan, ada-ada saja tanggapan dan reaksi orang akan keputusan ini.
Terharu? Ada yang sedih? Ada dong π. Ada yang bingung, “Koq mendadak, kak?” tanya yang lain. Lha, masak kasih tahu setiap orang atau pengumuman kayak gini “Woi....aku mau keluar kerjaaaaa”. ππ.
Ada juga yang tanyanya begini dan nggak berani tanya langsung,”Ada masalah apa?” Kalau udah begini tanyanya, ora urus deh ππ. Biasanya tipe orang yang begini (apalagi bukan teman dekat), pasti sudah punya jawaban sendiri meskipun kita sudah jelasin. Adalah kesia-siaan untuk menjelaskan bla..bla..bla... Tidak tugas kita kale...
Hal terpenting dari suatu keputusan resign adalah tetap melanjutkan mimpi dan cita-cita kita. Mimpi dan cita-cita boleh sama dengan yang sebelumnya? Atau, “Harus beda dong, ‘kan dah pindah kerja?” kata suara yang lain.? Menurutku sih, mimpi dan cita-cita kita bisa saja tetap sama, meskipun di tempat kerja yang berbeda. Syaratnya... “Loh, ada syaratnya?” celetuk suara yang lain lagi. “Macam mau masuk seleksi PNS ya”. “Nggak koq, syaratnya gak banyak. Simple aja, koq.” Apa itu? Hmm kasihbtau nggak ya? “Apaan sih...?” tanyanya mendesak.
Syaratnya, asal keputusan itu membawa damai sejahtera dan kita tahu apa panggilan Tuhan, kataku sok relijes (bahasa gaul relijius gaes).
“Oh, begitu ya”, ujarnya.
Nah, itu sih cerita singkatku tentang “resign” ini. Nanti akan ada cerita selanjutnya deh.Semangat πͺπͺ
15-01-2020
Dan, ada-ada saja tanggapan dan reaksi orang akan keputusan ini.
Terharu? Ada yang sedih? Ada dong π. Ada yang bingung, “Koq mendadak, kak?” tanya yang lain. Lha, masak kasih tahu setiap orang atau pengumuman kayak gini “Woi....aku mau keluar kerjaaaaa”. ππ.
Ada juga yang tanyanya begini dan nggak berani tanya langsung,”Ada masalah apa?” Kalau udah begini tanyanya, ora urus deh ππ. Biasanya tipe orang yang begini (apalagi bukan teman dekat), pasti sudah punya jawaban sendiri meskipun kita sudah jelasin. Adalah kesia-siaan untuk menjelaskan bla..bla..bla... Tidak tugas kita kale...
Hal terpenting dari suatu keputusan resign adalah tetap melanjutkan mimpi dan cita-cita kita. Mimpi dan cita-cita boleh sama dengan yang sebelumnya? Atau, “Harus beda dong, ‘kan dah pindah kerja?” kata suara yang lain.? Menurutku sih, mimpi dan cita-cita kita bisa saja tetap sama, meskipun di tempat kerja yang berbeda. Syaratnya... “Loh, ada syaratnya?” celetuk suara yang lain lagi. “Macam mau masuk seleksi PNS ya”. “Nggak koq, syaratnya gak banyak. Simple aja, koq.” Apa itu? Hmm kasihbtau nggak ya? “Apaan sih...?” tanyanya mendesak.
Syaratnya, asal keputusan itu membawa damai sejahtera dan kita tahu apa panggilan Tuhan, kataku sok relijes (bahasa gaul relijius gaes).
“Oh, begitu ya”, ujarnya.
Nah, itu sih cerita singkatku tentang “resign” ini. Nanti akan ada cerita selanjutnya deh.Semangat πͺπͺ
15-01-2020