Rabu, 25 Maret 2020

Majelis Pendidikan Kristen Indonesia Mengadakan Lomba-lomba...

Majelis Pendidikan Kristen Indonesia mengadakan beberapa lomba, yaitu:

1. Lomba Buku Cerita Anak PAUD

2. Lomba Foto Pendidikan 

3. Lomba Video Pendek

4. Lomba Cipta Lagu Rohani

Periode lomba mulai 1 Februari - 30 April 2020

1. Lomba buku cerita anak PAUD
http://bit.ly/lombabukuceritapaudmpk

Pilih salah satu tema:
- Buah Roh
- Karakter Kristen

Syarat dan ketentuan lomba cipta lagu rohani:


2. Lomba foto pendidikan
http://bit.ly/lombafotopendidikanmpk 
Pilih salah satu tema: 
- Keluarga
- Kebhinekaan
- Lingkungan Hidup

3. Lomba video pendek
Pilih salah satu tema: 
- Keluarga
- Guru
- Bangsa

4. Lomba cipta lagu rohani
http://bit.ly/lombaciptalagurohanimpk 


Syarat dan ketentuan lomba cipta lagu rohani:



Untuk informasi mengenai lomba-lomba tersebut di atas, kalian bisa melihat :

- Instagram : mpkindonesia
- Email: mpkindonesia@gmail.com
- Telp/WA (021)-29022086/WA 08973607387
- Website: www.mpk-indonesia.org

#dirumahaja

(Review) Where is Noah?



Where is Noah?
Rainbow Series

Copyright ©1996 Hunt & Thorpe
Text ©1996 by linda Parry
Ilustration © 1996 by Allan Parry
Published in the USA by Broadman & Holman Publishers
Trim:   9 pages; 20 cm x 20 cm
ISBN: 978-805-400-120

Back cover
Follow Noah’s Adventures and find the beautiful rainbow

Buku ini menarik dalam segi bentuk dan penampilannya. Bentuk buku menjadi setengah lingkaran jika dibaca, dan tiap halaman berfokus tentang tokoh Nuh. Anak-anak kecil bisa mencari tokoh Nuh dan hal ini melatih ketelitian mereka.

Perancang dan penulis buku ini sangat kreatif membuat buku unik ini. Semoga aku bisa membuat ide buku menarik seperti ini ya...


Minggu, 22 Maret 2020

Selamat Jalan Pak Ongirwalu - Bapakku yang Baik



Sumber foto:




Kabar mengagetkan itu tiba-tiba muncul. Kabar dukacita dari salah seorang dossenku dan rekan kerjaku saat di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Beliau, Pdt (Em) Hendrik Ongirwalu, M.Th meninggal dunia pada tanggal 18 Maret 2020. Padahal masih kudengar beliau memimpin salah satu acara pada rapat pendeta GPIB di bulan Februari yang lalu. 

Pak Ongir, biasa kami sapa, adalah sosok dosen yang kebapakan, sangat baik. Beliau sempat menjadi pendeta/pembimbing asrama saat aku mahasiswa tingkat 1. Lalu, menjadi dosen mengampu beberapa mata kuliah saat aku tingkat 3 dan 4. Ketika aku telah lulus kuliah, aku sempat bekerja di Bagian Administrasi Akademik dan kami menjadi rekan kerja. Aku pun semakin mengenal secara dekat sosok pak Ongirwalu. Sapaan lembut memanggil namaku dengan ciri khas sangat kebapakan, tidak mau merepotkan para staff. Jika ada yang dia pinta, pasti dia tanya apakah aku sudah makan siang atau belum. Beberapa pertanyaan yang tulus dapat kita rasakan, misalnya bertanya tentang kabar kita.

Beliau selalu mau mendengarkan dan membantu jika ada keluhan dari mahasiswanya, apalagi mahasiswa bimbingannya, termasuk soal dana uang kuliah dan uang makan. Pak Ongirwalu secara senyap akan meminta bantuan dari jemaatnya. Kadang aku kesal juga sama mahasiswa yang pernah dibantu Pak Ongirwalu yang bersikap tidak tahu berterima kasih. Setidaknya perbaiki diri, tidak telat kuliah, atau kumpulkan tugas. Tetapi Pak Ongirwalu selalu dengan senyum menanggapinya. Oh, Bapak...

Pernah suatu kali saat aku ke Jakarta dan singgah ke STT-J, aku, Sherli  dan Marcia melihat Pak Ongir. Sherli masih menjadi aktivis sosial/pekerja NGO, Marcia melayani sebagai pendeta dan sedang mengurus visa ke Australia karena diundang gereja di sana dan kami memang pas ketemu di kampus tercinta. Kami segera mengobrol dan beliau tampak tersenyum terus melihat tingkah kami para mantan mahasiswanya yang udah tersebar di mana-mana. Kami minta foto Bersama Bapak. Dan, untunglah ada foto kami bersama yang kemudian menjadi kenangan. 

Pak Ongirwalu meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit. Kabarnya beliau minta dikremasi. Pak Ongir, terima kasih untuk perhatianmu, kebaikan dan kasihmu buat kami semua. Selamat jalan Pak Ongir, Bapakku yang baik.



Jumat, 20 Maret 2020

Sortir buku lagi


Sortir buku masih berlanjut.
Kali ini buku akan dikirim ke Sumba. Kadang-kadang sulit bagi kita untuk melepas barang-barang yang melekat dan memiliki kenangan bagi kita. Menyortir buku menjadi salah satu kegiatan yang bisa membantuku untuk mengendalikan diri akan "arti kepemilikan" dan "berbagi". Rasanya semua barang yang telah bersama-sama dengan kita ingin kita genggam atau simpan. "Ah, buku ini nanti bisa kubaca-baca lagi". Wah, ini 'kan novel yang ditulis penulis favoritku. Sayang jika kulepas atau kuberikan pada yang lain' Berbagai alasan menyergap bahkan ketika niat dan aksi memasukkan buku ke kotak. 





Bulatkan tekad dan keinginan. Maka jadilah paket buku-buku berlapis kertas coklat...
Buku pun tiba di Sumba. Kiranya buku-buku itu berguna ya

Buku diterima Kak Ning, petugas perpustakaan
Buku untuk STT GKS  di Lewa, Sumba Timur



Suatu hari di TK Terang Bangsa

Setelah sekian lama, pada tanggal 13 Maret 2020, aku berkunjung lagi ke TK Terang Bangsa. 
Ibu Renny Ginting (selaku istri gembala sidang GBI Brayan) memintaku menjadi pembicara untuk orangtua murid TK Terang Bangsa. Sebelumnya sejak tahun 2014, aku sudah beberapa kali diminta untuk membantu TK ini. 

Udah, hanya mau bilang itu aja. 




TK Terang Bangsa ini beralamat di:
Kompleks Pemda Tingkat I
Jln. Cempaka Raya Baru No. 2
Sempakata - Medan Selayang

Sabtu, 14 Maret 2020

(Lirik) My Heart Was Home Again - Josh Groban



My Heart Was Home Again

So it goes, history shows

Deserts must expand
And camels sail like wooden ships
Like women on the strand


There's sand on Second Avenue

And the wind blows like a train
Taxis light up like a string of pearls
Around the block again


And I remembered everything

And every windowpane
Every word came back to me
The way it used to be


Then I saw your face across the street

And my heart was home again

There's a bus that leaves at eight fifteen

And another one at ten
Should I climb aboard, risk everything
And ride it to the end


Watch the hills like roller coasters

Up against the sky
And wish that you were here by me
So close that I could die


You said love wrecks everything
And none of us survive
So I got over you last night
And I am still alive
Then I saw your face across the street
And my heart was home again
And I remembered everything
And every windowpane
Every word came back to me
The way it used to be
Then I saw your face across the street
And my heart was home again.

Source: Musixmatch


Kamis, 12 Maret 2020

Tidak Makan Pizza Tapi Janji Ketemu di Pizza Hut


"Ntar kalau aku ke Jakarta, kita ketemuan ya.. . Loe nggak usah ke bandara kayak dulu". Begitu pesanku ke Novita atau biasa kami panggil Amoy sejak mahasiswa dulu. Kami pernah ketemuan di bandara Soekarno Hatta saat aku transit dari Sumba. Kalu nggak salah waktu itu Februari 2019 yang lalu. Amoy menyempatkan datang karena katanya pastorinya dekat ke Soetta. Dan, kami ngobrol di salah satu sudut gerai fast food di bandara. 

Pas, bulan Maret aku ke Jakarta dengan Mama untuk mengurus Visa Schengen ke VFS Jakarta. Momen itu dipakailah untuk memenuhi janji ketemuan. Pizza Hut, akhirnya kami sepakat soal tempat ketemuan. Ternyata, tak satupun makanan yang kami pesan menyebut nama pizza. Kami pesan menu promo gratis minum.  

Dan kami sungguh menikmati makanan yang bukan pizza dengan cerita-cerita lucu di Pizza Hut. Mulai dari cerita pengalaman, mimpi, faktor "U" dan bahkan cerita waktu mahasiswa yang bisa dikategorikan untold story...😁😁.

Memang cocok sih yang pernah disebutkan suatu kutipan yang menyebutkan seperti ini:
"Sometimes, having coffe with your best friend, is all of the therapy you need."


Tapi saat itu kami nggak minum kopi, tapi minum "milkshake" but we have fun together.