Selasa, 28 April 2020

(Review) Angin dari Tebing 2 (Clara Ng)


Angin dari Tebing 2
Penulis: Clara Ng
Ilustrator : Yustina Antonio
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Isi/Ukuran: 136 halaman; 27 cm
ISBN: 978-6-02063738-9
Cetakan 1: 2020


Sampul belakang:
Tiga belas anak berkumpul setiap pagi di gedung sekolah yang kecil
yang juga digunakan seekor sapi untuk berlindung saat matahari terbenam.
Saat itulah kisah-kisah yang dibawa angin dari tebing dimulai...

Buku Angin dari Tebing #2 ini merupakan kelanjutan dari kisah 13 anak Sekolah Tebing dan ibu guru Sheila. Kisah Ling-ling, Shinta, Tia, Rosid, dan lain-lain. Selain 13 anak itu, ada kisah tentang kucing kecil, anjing dan hewan lain yang ada di Sekolah Tebing. Ada kisah bentuk perhatian anak-anak kepada Ibu Sheila, dan kisah tentang Ibu Sheila yang merindukan seseorang yang jauh di Perancis.
Gaya penuturan Clara Ng cukup manis dan menarik. Membaca buku anak-anak ini saya teringat kisah Laskar Pelangi. Ternyata kisah tentang anak-anak sekolah itu menarik untuk dituangkan dalam tulisan ya.


Buku direkomendasi, tetapi dengan harga Rp 127.000,- (untuk P. Jawa) apakah anak-anak desa bisa membaca buku menarik ini? Semoga anak-anak di manapun bisa turut membaca kisah-kisah manis dalam buku ini. Mungkin subsidi atau bantuan pemerintah/organisasi yang memungkinkan buku-buku manis seperti ini hadir di sana. Kalau begitu, anak-anak bisa ikut merasakan pengalaman manis bersama anak-anak Sekolah Tebing. Semoga...

Senin, 27 April 2020

(Review) Angin dari Tebing 1 (Clara Ng)


Angin dari Tebing 1
Penulis : Clara Ng
Ilustrator : Yustina Antonio
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Isi/Ukuran : 76 halaman; 20 cm
ISBN: 978-6-020637372
Cetakan : 2020

Tiga belas anak berkumpul setiap pagi di gedung sekolah yang kecil
yang juga digunakan seekor sapi untuk berlindung saat matahari terbenam.
Saat itulah kisah-kisah yang dibawa angin dari tebing dimulai...

Buku Angin dari Tebing #1 ini menceritakan tentang 13 anak Sekolah Tebing di suatu desa. Ibu gurunya bernama Sheila. Buku 1 menceritakan 28 kisah anak-anak yang bersekolah di tempat itu dan termasuk penghuni sekolah termasuk ulat, sapi, anjing, dsb…hehehe.

Banyak kisah yang ditampilkan dengan menarik dalam buku ini. Ada kisah menarik tentang Ilham yang ingin memberi nama Antoine de Saint-Exupery untuk adiknya yang baru lahir. Antoine seorang pengarang terkenal dari Perancis. Ia mengarang buku yang berjudul Pangeran Kecil, yang disukai Ilham. Tapi mana mungkin emaknya mau memberikan nama itu....

Kisah yang dituliskan menarik. Kalau saya sih tertarik cara Clara Ng yang menuangkan kisah ini dengan tampak sederhana tetapidengan cara manis sekali. Ditambah dengan ilustrasinya yang menarik. Baca aja kisah ibu Sheila yang mimpi bertemu Gatotkaca. Penggambaran tokoh Gatotkaca ini berbeda dengan yang lain. Pembaca nantinya paham mengapa Gatotkaca itu membawa ibu Sheila ke kota yang diimpikannya.



Catatan teknis:
 Ada perbedaan informasi tentang ukuran pada bagian keterangan buku. 
Pada Angin dari Tebing #1 ditulis 76 halaman; 20 halaman. Sementara yang sebenarnya adalah 136 halaman; 27 cm. Angka 27 cm juga diinformasikan di buku Angin dari Tebing 2. 






Good Night, Sleep Tight (Selamat Tidur)


Good Night, Sleep Tight (Selamat Tidur)
Penulis: Dina Tuasuun
Ilustrator: Pandu Sotya
Penerbit: Bambini – Imprint of Gramata Publishing
Isi/Ukuran: 10 halaman; 15 cm
Cetakan: 2015

Saya dapat buku dari penulisnya sendiri, yaitu Dina Tuasuun. Dina adalah adik kelas saya semasa kuliah. Dina bilang waktu iti kalau buku ini ikut dalam pameran buku di Frankfurt. Wah keren.

Buku ini menceritakan pelbagai hewan yang tidur, seperti ikan, kuda, dan sebagainya. Buku ini cocok buat anak-anak dan isinya bagus. Tetapi ukuran dan berat kertas yang dipakai terlalu ringan menurut saya. Seandainya ukuran kertas lebih besar dan berat kertasnya lebih tebal, karya ini akan lebih kelihatan eksklusif dan bagus. Apalagi buku ini diperuntukkan buat anak-anak. Pasti lebih cocok dengan kertas yang tebal agar tidak mudah rusak.

Review ABCs In The Bible (Rebekah Moredock)


ABCs In The Bible
Writer: Rebekah Moredock
Publisher: Worthy Kids Hachette Book Group - America
Page Count: 22 
Trim Size: 15 cm
Format: Hardcover
ISBN: 978-1-5460-1428-7
Printed: 2020


Saya membeli buku ini di toko buku Books & Beyond - airport Halim Perdanakusumah (Jakarta) bulan Maret yang lalu. Padahal niat untuk tidak tergoda membeli buku-buku, eh…nggak tahan lihat took buku…Akhirnya melihat beberapa buku anak-anak import yang memang biasanya aku jarang temukan buku import.

Buku ABCs In The Bible ini memuat alfabet A-Z dan kata-kata yang berkaitan. Misalnya: A untuk Ark. Lalu ada kalimat: Animal ambled onto the ark. Anak-anak bisa belajar alfabet sekaligus belajar kosa kata yang berkaitan dengan Alkitab/Bible. Gambar-gambarnya beraneka ragam dan warna, ukuran kertas dan ketebalan kertas pun cocok buat anak-anak.

Untuk anak Indonesia, mereka bisa belajar bahasa Inggris dan melatih kemampuan anak untuk mengucapkan kalimat sederhana dalam bahasa Inggris.

14.03.2020

Puisi untuk Raden

17 tahun kini usiamu
tak terasa waktu berlalu 
teringat pada masa permulaan 
ketika kau memasuki kelas

Ada sesuatu yang berbeda.
raut wajah dan tatap mata yang berbeda
lalu seakan ada penolakan halus 
dari mereka yang tak ingin terganggu

Jika ingat masa itu...
betapa membingungkan menghadapimu
sebulan pertama rasa kuatir selalu hinggap
apakah aku bisa mengajarnya?

Ternyata, 
tiga bulan berlalu 
dan kamu banyak perubahan
bukan usaha sendiri 
tetapi usaha banyak orang
dengan komitmen dan konsistensi
dari orang-orang yang menyayangimu

Kusyukuri masa itu
bukan aku yang mengajarmu
Tetapi kau yang mengarahkanku 
akan suatu proses rumit dan indah

bukan kau yang menjadi murid
tetapi kamu yang menjadi guru
itulah mengapa kamu (masih) istimewa di hatiku

dalam kerinduanku kini
sekian lama tak berjumpa
pun aku masih melawatmu dalam doa
pintaku kelak kau menjadi anak 
yang tetap rendah hati dan bangga

Selamat ulang tahun, Raden

(Ulangtahun ke-17 Rakhmat Komala/Raden, 23.04.2020)


Bertemu di Padang, Oktober 2018
Baru menyadari, setiap kali foto bersama anak-anak, Raden selalu ada di belakangku dengan gaya minta gendong. Saat itu jika ada anak-anak yang dekat padaku, dia ambil jalan pintas "gaya gendong" gitu...hehehe. Untuk Anggi, Alvin, Rio, Diviya, Putri, Raden (dan Reza dan Rahel yang sempat bersama kami), Miss kangen kalian semua. 

Ah, mungkin suatu saat nanti kisahku dengan enam anak manis, cantik dan pintar itu perlu kutuangkan dalam tulisan. Semoga...



Kala ke Koblenz di tahun 2011

Sedih, karena hari ini seharusnya aku, mama, kak Evi ada di Hamburg. Tapi apa daya karena virus corona ini, kunjungan ke Jerman diundur (nggak mau bilang "batal", tapi pakai kata diundur" ya).
Jadi, sekarang mau membagikan beberapa foto waktu kunjungan aku dan mama ke Jerman tahun 2011 yang lalu. Saat itu, kami dibawa keluarga Som berkunjung ke kota Koblenz. Saat itu ada pameran bunga di kota itu yang memang selalu diadakan setiap tahunnya. Sayang sekali, tahun 2020 acara itu dibatalkan karena pandemi vitus covid-19 atau virus corona ini.

Ini video waktu trip ke Koblenz. 



Ada juga di link youtube:


Harapanku dan banyak umat manusia saat ini, semoga virus corona ini segera berlalu ya... Amin.

Sabtu, 25 April 2020

Review Burung-burung Manyar (Y.B. Mangunwijaya)



Ini review novel “Burung-Burung Manyar” ala aku ya.😊

Novel “Burung-Burung Manyar” 
Penulis        : Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (Y.B. Mangunwijaya) atau Romo Mangun
Penerbit      : Kompas
Isi/Ukuran : 406 halaman; 20 cm
ISBN             : 978-9-797-098421
Cetakan 1   : 2014
Cetakan 5   : Juni 2016

Tokoh utama: Teto, Atik, Mayor Verbruggen .

Konflik batin yang dialami Teto, si tokoh utama dalam novel ini. Teto adalah anak tunggal dari pasangan Letnan Barjabasuki (keturunan keraton yang lulus dari Akademi Belanda) daan Maurice, ibunya keturunan Indo-Belanda. Keluarganya mengabdi pada pihak Belanda. Novel ini menceritakan konflik batin yang dialami Teto, mulai ia remaja sampai ia dewasa. Ia sempat bergabung dengan Belanda sebagai tentara KNIL.

Mungkin sudah banyak yang membahas isi novel ini yang menyorot konflik batin yang dialami Teto, si tokoh utama novel ini. Saya sih penasaran mengapa Romo Mangun membuat judul novelnya Burung-burung Manyar. Jadi saya hanya mengambil atau membahas dari sudut itu saja ya.

Judul novel ini diambil dari disertasi Doktoranda Larasati Janakatamsi alias Atik yang membahas Burung-burung Manyar. Atik adalah gadis dari masa lalu Teto. Burung-burung manyar adalah pencuri padi yang pandai membuat sarang berbentuk pertut  dan berpipa ke bawah (Mangunwijaya: 311)

"Apa relevansi penelitian terhadap pembangunan kehidupan kita sebagai nasional yang masih muda", tanya si penguji. Larasati menjelaskan tentang kisah tragis burung-burung manyar jantan. Mereka harus membangun sarang yang rapi dan dan becitra perlindungan (Mangunwijaya: hal. 312. Sarang yang dibangun dari alang-alang  atau daun-daun tebu atau daun-daun yang panjang. Sementara itu betina hanya melihat saja. Kemudian manyar betina akan memilih rancangan sarang dan memilih yang terbaik dan berkenan di hati mereka (hal. 313). Yang terpilih pasti bahagia karena karya dipilih, sementara manyar jantan yang tidak terpilih dibongkar hingga rusak. Manyar-manyar jantan yang frustasi mencari alang-alang lagi bahan untuk membangun sarang baru. Dari manakah perilaku pantang menyerah ini muncul?

Pada akhirnya, pembahasan Atik mengarah pada citra diri atau jati diri atau Innerlichkeit dalam Bahasa Jerman, sesuatu sumber kesadaran diri di dalam lubuk kedalaman hakikat kita yang masih serba misteri ini (Mangunwijaya: hal. 317).  Menurut Atik, burung-burung manyar  bukan hanya membangun sarang burung, melainkan bahasa Pembangunan itu sendiri yang mengejawantah ke dalam sikap dan emosi yang dpaat tercatata oleh mata manusia, tertangkap telinga manusia (Mangunwijaya: hal 318). Selanjutnya ada paparan untuk mencari arti dan makna untuk memahamai burung manyar ataupun makhluk hidup lainnya. Paparan menarik yang agak filosofis ada pada halaman 316-319.

Novel sangat menarik karena membahas berbagai hal filosofis, mitos, legenda bahkan sejarah. Sungguh Romo Mangun sangat pintar meramu semua itu menjadi bacaan yang tidak membsankan meski ada pembahasan sejarah juga. Ada beberapa istilah/kata bahasa Jawa, tetapi itu kemudian diberikan arti pada halaman tersebut.  Novel ini direkomendasikan pokoknya.

Catatan:

Sebelumnya novel ini dicetak oleh Penerbit Djambatan pada tahun 1981.