Selasa, 31 Maret 2020

Unspoken Word dalam Film Le Silence de La Mer


Film Le Silence De La Mer diproduksi tahun 2004. Tetapi baru belakangan ini aku baru menyadari "keberadaan" film ini dan jadi suka banget. Mungkin dulu aku pernah dengar judul film ini  atau disebutkan teman, tetapi aku lupa. Film ini membuatku gagal move on saking bagusnya film ini. 



Novel ini ditulis oleh Jean Bruller pada tahun 1941 di musim panas. 


Tokoh-tokoh dalam film ini yaitu:

-  Jeanne Larosière diperankan oleh Julie Delarme
-  Kapten Werner von Ebrennac diperankan oleh Thomas Jounannet

-  André Larosière - kakek Julie diperankan oleh Michael Galabru
-  Marie diperankan oleh Marie Bunel
-  Pierre diperankan oleh Timothée Ferrand


Alur cerita:
Kisah pada masa pendudukan Jerman (Nazi) di Perancis pada tahun 1940. Kapten Werner von Ebrennac tinggal di rumah seorang kakek yang bernama André Larosière bersama dengan cucu perempuannya, Julie. Pada masa pendudukan itu, rumah-rumah warga Perancis yang dianggap cukup mampu dan besar dipakai (dipaksa) sebagai tempat tinggal tentara Jerman. Dari sini kisah "Silence of the Sea" dimulai.  Dialog, bahasa tubuh dan makna yang terekam lewat tatapan mata dan gerak tubuh membuat film ini termasuk film romans terbaik (meski nggak ada adegan mesar atau kiss layaknya film romansa).

Film ini mendapat penghargaan dari Festival of Fiction of Saints-Tropez pada tahun 2004. 



Informasi tentang film ini bisa dilihat di https://en.wikipedia.org/wiki/Le_Silence_de_la_mer

Beberapa bagian menarik dari film ini dari sudut pandangku, yaitu:


1. Deklasari  Werner tentang cinta "Silent Sea Poem".

Ia menyebutkan metafora tentang keheningan laut yang memerlukan seseorang untuk mendengar keheningannya itu. Metafora itu ditujukan untuk Julie yang memang tidak pernah mau berbicara atau membalas percakapan Kapten Werner. aklum aja, warga Perancis mana yang nggak marah kalau negaranya diduduki oleh negara lain?

Ada adegan dimana Werner bergabung duduk dekat perapian karena ia merasa kedinginan di kamarnya. Bagian percakapan yang diucapkan Werner tampak seperti ungkapan hati Werner untuk Julie.
Ini kira-kira kutipan kalimat yang diucapkan Werner.
"I like the sea. I'm talking about what is hidden. What one can perseive underneath. The sea is silent. But one must learn to listen to it."


So deep...💓

2. Unspoken word.
Kontak mata dan bahasa tubuh lebih banyak berbicara daripada dialog Kapten Werner dan Julie. Awalnya Julie memang bersikap antipati. Namun, lambat laun diantara keduanya timbul rasa saling suka. Tetapi suasana politis saat itu tidak memungkinkan bagi mereka untuk bisa bersama. Saat itu Jerman menduduki Perancis yang tentu saja eduanya bisa disebut sebagai musuh perang.💔

3. Kebaikan hati sang tentara Sikap Kapten Werner begitu aristokrat, gentleman dan perhatian. Kapten Werner selalu rajin mengucapkan salam bagi Juli dan kakeknya meski keduanya tidak pernah merespons perkataan Werner.

Suatu ketika, secara tidak sengaja Julie melihat Kapten Werner membantu seorang anak kecil tetangganya yang terjatuh. Dengan sigap, Werner menolong dan mengangkat si anak dan mengantarkan si anak ke rumahnya. Sikap Werner juga mencerminkan sikap perhatian, bukan sikap musuh/tentara yang berperang dan berkuasa di Perancis.

Werner juga memiliki pandangan untuk membangun sikap persaudaraan antara Jerman dan Perancis. Pandangan Werner ini tentu bertolak belakang dengan sikap tentara-tentara Jerman lainnya, termasuk teman-teman Kapten Werner. Sikap Kapten Werner ini diam-diam diperhatikan oleh Julie.
Sebenarnya dengan posisinya sebagai Kapten, Werner bisa saja menggunakan kekuasaan untuk memaksakan keinginannya/tindakan kepada orang Perancis, termasuk kepada Julie dan kakeknya. Tetapi sikap Werner sungguh membuat kita salut deh. Humanis, pengertian dan menunjukkan rasa hormat. Akting Thomas Jounnaet yang membuat tokoh Kapten Werner hidup dan nyata patut diacungkan jempol deh. 👍

4. Bach

Kapten Werner menyukai Bach. Di Jerman ia tadinya seorang komponis musik. Pertama kali ia datang di rumah itu, tanpa diduga Julie sedang memainkan piano dari musik klasik ciptaan Bach, Prelude in C Major. Ternyata, Werner menyukai musik Bach. Selanjutnya Julie kehilangan "mood" untuk memainkan piano di rumah itu selagi "si Jerman" masih berada di rumah mereka.

Tapi sikap ini kemudian berubah, karena Julie akhirnya memainkan piano sebagai peringatan untuk Kapten Werner agar terhindar dari ledakan bom mobil. Aduh...disini kontak mata mereka tampak jelas berbicara. Julie tetap keukeh nggak mau ngomong kepada Werner. Namun, Julie memakai cara menghentikan Kapten Werner yang akan berangkat kerja dengan mobil itu dengan memainkan piano. Cara jitu mbak Julie ini membuat Kapten Werner lepas dari sasaran bom yang dipasang di mobil. Meski beberapa teman Werner menjadi korban ledakan bom itu.

5. Adieu

Satu-satunya kata yang (akhirnya) diucapkan Julie untuk Kapten Werner di hari terakhirnya dengan berlinang air mata. Artinya, salam perpisahan. Hanya itu! Dan kata-kata itu diucapkan saat Werner akan pergi. Kapten Werner meminta untuk ditugaskan di medan perang yang berat, yaitu Rusia (kabarnya 'sih kalau ditempatkan di Rusia, tentara banyak yang nggak pulang alias meninggal).Sedih....😭


Kata-kata cinta yang tak terucapkan tetapi mampu dihadirkan lewat bahasa tubuh. Unspoken word. Sungguh, film ini membuatku bergetar. Dalam banget pesannya. Pesan bahwa perang begitu kejamnya sehingga memisahkan rasa kemanusiaan, cinta, kehilangan keluarga dan orang yang kita kasihi, bahkan kehilangan kepercayaan akan kasih dan perdamaian.


Film ini superb. Masih banyak sih kesan dan keindahan dari film ini. Tapi ini dulu yang kubagikan. Ini lagi mikir masih eksis nggak ya pria seperti Kapten Werner ini. Walah....move on Vin..



Link untuk film ini ada di: Part 01/10  https://www.youtube.com/watch?v=SdttS51uWs4&list=PLaUUbVWLv1vjzvbbeYZCAMJH7CtnVAf96



Link untuk film ini ada di (khusus yang ada bagian dari metafora Kapten Werner tentang cinta).


 31.03.2020
#dirumahaja


Tidak ada komentar:

Posting Komentar