Kamis, 07 Mei 2020

(Review) Little Prince Le Petit Prince



Little Prince Le Petit Prince
Penulis: Antoine De Saint-Exupéry
Ilustrasi: Antoine de Saint-Exupery
Alih Bahasa: Henri Chambert-Loir
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Isi/Ukuran: 120 halaman; 20 cm
ISBN: 978602039824-1
Cetakan 1: Desember 2011
Cetakan 14: Desember 2019

‘’Growing up is not the problem, forgetting is.''

Buku ini termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Versi indonesia pada buku ini adalah versi ke 2 dengan alih bahasa berbeda. Ini bukan buku cerita untuk anak-anak meski tokoh utamanya adalah anak-anak. Buku ini menceritakan tentang seorang pilit yang pesawatnya kandas di padang gurun Sahara. Sang pilot berusaha untuk memperbaiki pesawatnya agar bisa kembali ke asalnya. Ketika itu ia bertemu dengan Pangeran Cilik. Pertemuan pertama, si pangeran cilik malah meminta untuk digambarkan seekor domba.

Pangeran Cilik sudah bertemu dengan enam orang yang tinggal di asteorid berbeda-beda. Pertama, raja yang suka memerintah, Kedua, seorang  sombong yang selalu ingin dikagumi. Ketiga, seorang pemabuk yang minum karena ingin melupakan, melupakn karena merasa malu, malu karena minum. Empat, seorang pengusaha yang selalu sibuk sampai tidak bisa mengangkat kepalanya ketika Pangeran Cilik tiba. Lima, penyulut lentera yang hanya melakukan aturan untuk memadamkan dan menyulut lentera. Enam, seorang bapak tua yang menulis buku-buku yang mahatebal. Dari pertemuan ini, Antoine sedang memberikan renungan atau tepatnya kritik terhadap kehidupan orang dewasa. Apa saja sih kritik tersebut? Bacalah maka kau akan temukan...


Dari pertemuan ini, ada percakapan-percakapan metafora muncul dan menjadi semacam refleksi atau renungan untuk orang dewasa. Pun pertemuannya dengan ular, rubah dan setangkai mawar menjadi percakapan reflektif yang bermakna jika kita bisa menangkap maksud si penulis.

Ada beberapa kutipan yang menarik dari buku ini. Misalnya: ''Mengadili diri sendiri lebih sulit daripada mengadili orang lain. Jika kamu berhasil, berarti kamu betul-betul orang bijaksana.’’ (Antoine: hal. 47). Pesan rubah kepadanya, ’’Hanya lewat hati kita melihat dengan baik’’ (Antoine:hal.88)
Pantas saja buku ini luar biasa. Konon pernah disadur ke dalam 230 bahasa asig, termasuk Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar